Jumat, 05 April 2013

SEJARAH dan PERKEMBANGAN KOPERASI

Untuk kali ini adalah tugas MK Koperasi tentang sejarah dan perkembangan koperasi, berikut postnya:



SEJARAH dan PERKEMBANGAN KOPERASI
(Tugas Terstruktur I Mata Kuliah Koperasi)


Oleh:
Evie Marthalia             1114131039
Fadloli Akhmad          1114131043
                                                      Rachmat Kautshar     1114131091
Yefrika Adila Syanur  1114131127








JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013





II. ISI


A.    Sejarah Perkembangan Koperasi di Dunia
Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19 di Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan "KOPERASI PRAINDUSTRI". Dari sejarah perkembangannya, dimulai dari munculnya revolusi industri di Inggris tahun 1770 yang menggantikan tenaga manusia dengan mesin-mesin industri yang berdampak pada semakin besarnya pengangguran hingga revolusi Perancis tahun 1789 yang awalnya ingin menumbangkan kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata memunculkan hegemoni baru oleh kaum kapitalis. Semboyan Liberte-Egalite-Fraternite (kebebasan-persamaan-kebersamaan) yang semasa revolusi didengung-dengungkan untuk mengobarkan semangat perjuang rakyat berubah tanpa sedikitpun memberi dampak perubahan pada kondisi ekonomi rakyat. Manfaat Liberte (kebebasan) hanya menjadi milik mereka yang memiliki kapital untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya. Semangat Egalite dan Fraternite (persamaan dan persaudaraan) hanya menjadi milik lapisan masyarakat dengan strata sosial tinggi (pemilik modal;kapitalis).
Dalam keadaan serba kritis dan darurat dimana kesenjangan antara rakyat (buruh) dengan pemilik modal semakin besar baik di Inggris maupun di Perancis


itulah yang mendorong munculnya cita-cita untuk membangun tatanan masyarakat yang lebih egaliter dimana kekayaan dibagikan secara lebih merata, pembatasan terhadap kepemilikan pribadi dan pembatasan terhadap persaingan yang tidak sehat serta perlunya kerjasama antar kelas sosial.

1)      Perkembangan Koperasi Di Eropa
a)      Perkembangan Koperasi di Prancis
Revolusi Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskinan dan penderitaan bagi rakyat Perancis. Kelahiran koperasi yang didasari oleh adanya penindasan dan kemiskinan yang terjadi pada masyarakat kalangan bawah (buruh) di dalam sistem kapitalisme yang berkembang pesat saat itu, ternyata harus berhadapan pula dengan kelemahan dari dalam koperasi sendiri. Kurangnya modal, kesadaran dan pengetahuan yang rendah dari anggota dan pengurus menyebabkan koperasi sulit berkembang secara pesat. Di sisi lain, ideologi sosialisme yang muncul sebagai reaksi dari kekurangan-kekurangan kapitalisme itu ternyata tidak mampu berbuat banyak untuk merubah keadaan saat itu.



Untuk data atau info/ makalah lebih banya klik link dibawah ini:

download file sejarah dan perkembangan koperasi dunia dan asia

Panduan: klik link diatas, dan tunggu 5 detik, kemudian klik skip ad


Terimakasih

Kamis, 04 April 2013

Konsep dan Perkembangan Kredit Pertanian Di Provinsi Lampung


Nama            : Fadloli Akhmad
NPM : 1114131043
P.S     : Agribisnis

Tugas Ekonomi Pertanian

Konsep dan Perkembangan Kredit Pertanian Di Provinsi Lampung


1.      Peranan Bank Pertanian dan Penanggulangan Risiko
Kredit pertanian merupakan salah satu kebutuhan penting bagi mayoritas petani di sejumlah negara, terutama di negara berkembang yang berbasiskan pertanian. Kelangkaan kredit pertanian dapat berpengaruh terhadap produktivitas dan pendapatan petani khususnya bagi petani gurem. Dalam sejarah pembangunan pertanian Indonesia, pemerintah telah banyak mengimplementasikan program kredit untuk petani. Walaupun demikian, efektivitas dan keberlanjutannya serta peranannya masih jauh dari yang diharapkan.
Disinilah bank pertanian bisa mengambil peranan untuk memberikan kredit kepada petani. Secara umum, kredit yang diberikan untuk sektor pertanian menetapkan tingkat suku bunga lebih rendah dibandingkan sektor non-pertanian. Bank Pertanian diharapkan tidak hanya menyediakan modal,

namun juga menyentuh aspek non-ekonomi dari petani dengan meningkatkan sikap bisnis dan pengetahuan petani serta meningkatkan manajemen mereka dalam berbisnis. Hal ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan. Tingkat risiko yang tinggi juga disebabkan oleh sistem pembiayaan di perbankan yang tidak membedakan antara sektor pertanian dan non-pertanian. Karena itu bank pertanian seharusnya bisa memberikan kredit dengan tingkat bunga yang kecil, sistem penyaluran, dan sistem pengembalian, karena usaha dalam bidang memiliki tingkat risiko yang tinggi. Faktor eksternal seperti berubahnya iklim dan cuaca yang tidak menentu, dapat meningkatkan risiko gagal panen. Oleh karena itu bank pertanian bisa mengadopsi sistem dengan pemberian kredit dengan tingkat suku bunga kecil dan membuat suatu kontrak yang tidak merugikan petani bisa menjadi solusi penanggulangan risiko ini.

2.      Peluang dan Potensi Bank Pertanian
Tidak dapat dipungkiri, sektor pertanian dan pedesaan memiliki peran sangat strategis dalam pembangunan nasional. Soekartawi (1996) menyebutkan peran tersebut di antaranya adalah sebagai andalan mata pencaharian sebagian besar penduduk, penyumbang bagi PDB, kontribusi terhadap ekspor (devisa), bahan baku industri, serta penyedia bahan pangan dan gizi. Beberapa kali sektor pertanian juga mampu menjadi penyangga perekonomian nasioanal saat terjadi krisis ekonomi.
Walaupun sangat strategis, sektor pertanian seringkali dihadapkan pada permasalahan terutama lemahnya permodalan. Jadi pendirian bank pertanian di indonesia memiliki peran untuk membantu petani dalam masalah permodalan atau kredit.Dalam hal ini kredit memberikan kesempatan kepada petani dalam beberapa hal yaitu : pembelian input produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida, pembelian alat dan mesin pertanian, melakukan diversifikasi antara berbagai jenis komoditas atau ternak dengan tanaman yang bernilai tinggi, melaksanakan pengolahan pasca panen dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
Potensi pendirian bank pertanian memiliki prospek yang cukup cerah. Potensi dan peluang pendirian bank pertanian juga dilandasi oleh dua faktor bahwa pelaku sektor pertanian dan pedesaan berjumlah sangat besar yang tersebar di seluruh pedesaan Indonesia, dan dari pengalaman masa lalu potensi saving dan kredit masyarakat petani adalah tinggi. Bisa dilihat dalam dua dekade terakhir (1984-2004) masyarakat yang semula (1984) hanya Rp. 0,3 Milyar untuk produk Simpedes dan non-simpedes, menjadi Rp24,4 triliun pada 2004.
Potensi untuk pembentukan bank pertanian di Indonesia jika dilihat dari keberadaan sumberdaya (pertanian) maupun kelembagaan keuangan juga cukup terbuka. Berdasarkan Sensus Pertanian (SP) 2003, jumlah Rumah tangga pertanian tercatat 25,6 juta. Besaran ini dapat menjadi proksi akan segmen pasar yang cukup besar bagi “bank pertanian” bila digarap dengan baik. Potensi lain untuk mendirikan bank pertanian dapat dilihat dari sisi potensi pasar. Sebagai contoh, untuk mendukung pengadaan sarana produksi padi secara nasional dibutuhkan ketersediaan dana sekitar Rp 18,48 triliun dan ini dapat dikatakan sebagai Captive Market bagi usaha finansial di sektor pertanian. Angka tersebut diturunkan dari luas sawah nasional sekitar 7,7 juta hektar, dengan menggunakan pendekatan KUT atau KKP untuk pembiayaan usahatani padi dibutuhkan sekitar Rp 1,2 juta per hektar dengan asumsi intensitas tanam 200%.

3.      Urgensi Bank Pertanian dan Kendala yang Dihadapinya
Secara konseptual, keberadaan lembaga pembiayaan khusus sektor pertanian di Indonesia dapat dikategorikan sangat penting. Hal ini setidaknya dilandasi oleh beberapa alasan (Ashari, 2010). Pertama, sektor pertanian memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan nasional, seperti dalam menyerap tenaga kerja, sumber pangan, pemasok bahan baku industri, sumber devisa dll. Jika ada dukungan pendanaan yang memadai, seperti halnya bank pertanian, maka peran sektor pertaniaan akan dapat lebih ditingkatkan. Kedua, potensi pembiayaan yang sangat besar di sektor pertanian baik dari sisi SDM, SDA, maupun peluang bisnisnya.Jumlah rumah tangga pertanian (RTP) menurut SP 2003 sekitar 25,6 juta yang bekerja di subsektor tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, dan peternakan. Bisnis pertanian juga terbuka luas dari subsistem penyediaan saprodi, budidaya, panen/pasca panen, hingga pemasaran. Ketiga, masih minimnya alokasi kredit untuk sektor pertanian, sehingga masih terbuka peluang usaha yang sangat besar untuk ekspansi pasar kredit pertanian karena belum mengalami kejenuhan.
Kemudian, belum berjalannya bank pertanian dihalangi oleh kendala. Hal ini didasari oleh beberapa kendala menurut Pramulya dalam Agro Observer (2009), antara lain: [1] bank kredit yang berfokus pada satu sektor tidak akan viable, mengingat tidak adanya bank yang terspesialisasi memenuhi semua fungsi; [2] bank spesialis sangat bergantung pada sumber keuangan atau dana dari luar baik budget pemerintah atau lembaga donor dan tidak dapat memenuhi hubungan komplementer antara tabungan dan investasi; [3] bank yang sifatnya spesialisasi akan terisolasi dari lingkungannya dan tidak dapat menarik bagi penabung untuk membiayai pertanian; dan [4] pembiayaan kredit bagi pertanian mendistorsi pasar untuk kredit.

4.      Perbandingan Bank Pertanian di Negara Lain
Jika ingin membandingkan bank pertanian di Indonesia dengan negara lain kita tidak perlu jauh-jauh berkeliling dunia cukup dengan melihat tetangga sebelah kita, Malaysia. Di indonesia Bank pertanian hanya sebatas program sebuah bank konvensional atau program pemerintah belum sampai membentuk sebuah bank pertanian utuh yang tidak menarik keuntungan semata akan tetapi lebih berkonsentrasi terhadap kemajuan akan pertanian itu sendiri.
Di indonesia baru mengenal bank umum seperti BRI dengan program Simpedes nya BPR (bank perkreditan rakyat) kemudian BKD (badan kredit desa) koperasi simpan pinajm (KSP) USP (usaha simpan pinjam) dan lain-lain. sedangkan di Malaysia,negara yang sempat berkiblat pertanian ke Indonesia telah berdiri BPM (bank pertanian Malaysia) sejak 1969. Sebuah lembaga keuangan yang murni mengurusi masalah keuangan pertanian. Bank Pertanian Malaysia (BPM) ini telah memiliki banyak program-program terbaik dalam menunjang pertanian negara tersebut. Seperti 3F (fund for food), skim tanaman kelapa sawit, skim usahawan tani (MUST), skim usahawan tani komersial siswazah (SUTKS) serta program-program pertanian lainnya.
Sementara di Indonesia, memang telah banyak lembaga keuangan yang telah nyata menyalurkan modal untuk pertanian, namun belum berada pada satu wadah lembaga khusus yang menangani pertanian itu sendiri. Contohnya LKMP (lembaga kredit milik petani) dengan anggota di tiap LKMP 100 orang, secara empirik petani Indonesia berjumlah 24 juta orang maka dapat terbentuk 240 ribu LKMP dengan aset tiap LKMP 25 juta maka aset LKMP tersebut bisa mencapai 6 triliun rupiah (winarno dan habib,2006). Potensi ini telah terlihat namun belum di jadikan suatu lembaga keuangan sendiri yang mungkin bisa dinamakan bank pertanian. Dalam hal bank pertanian terdapat beberapa teori-teori bank pertanian yang dapat di peroleh contoh :
Bank pertanian atau perkreditan pertanian sangat dibutuhkan oleh para petani di manapun di dunia ini karena masalah mendasar bagi seluruh petani apalagi di negera yang berkembang adalah modal, karena modal dalam hal ini kredit merupakan a command over resources yaitu instrumen yang memungkinkan seseorang memperoleh akses atau memperluas kontrol terhadap suatu sumberdaya (direktorat pembiayaan,2004). Keterbatasan mengakses kredit pertanian ini biasa nya terhalang oleh persyaratan agunan (collateral) atau tingkat pendidikan yang rendah sihingga mereka kurang paham dengan konsep perkreditan itu sendiri.
Sehingga mempengaruhi input produksi mereka seperti pupuk bibit dan lain-lain. sebuah konsep pun tercetus bahwa untuk memutus lingkaran setan dari pendapatan rendah memupuk modal rendah,kemapuan membeli sarana produksi rendah serta produktivitas rendah maka kredit di anggap salah satu alat pemutus kejadian serta masalah tadi (tampubolon,2002) . maka hampir di setiap negara terutama di negara berkembang mengeluarkan kebijakan yang akurat dan relevan seperti bank pertanian yang konsentrasi pada pertanian itu sendiri.Konsep-konsep untuk membentuk Bank pertanian di indonesia antara lain: a) Pendekatan pola pendirian credit-agricole france,b) Pola pendirian bank BUKOPIN yang diarahkan untuk mendanai kegiatan pertanian di pedesaaan dengan kredit berbunga rendah dan aksesibilitas tinggi, c) Foreign direct investment untuk menyokong estabilished bank pertanian, dan d) Memanfaatkan lembaga keuangan lokal yang telah hadir terlebih dahulu  Lembaga Keuangan Mikro Pertanian (LKMP) sebagai mitra dalam hal mendukung berdirinya bank pertanian.

5.      Kredit dalam Pertanian
Macam kredit yang pernah diberikan pemerintah :
a. Bimas
b. KIK (Kredit investrasi kecil)
c. KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)

Pentingnya peranan kredit disebabkan oleh :
a. kenyataamn bahwa secara relatif memang modal meriupakan faktor produksi nonalami (bikinan manusia) yang persediaannya masing sangat terbatas terutama dinegara-negara yang sedang berkembang.
b. sangat kecil kemungkinan untuk memperluas tanah pertanian
c. persediaan tenaga kerja yang melimpah

6.      Masalah perkreditan dalam infestasi
Masalah dalam kredit pertanian yaitu:
a. Pemberian kredit usahatani dengan bunga yang ringan perlu untuk memungkinkan petani melakukan inovasi-inovasi dalam usahataninya.
b. Kredit itu harus bersifat dinamis yaitumendorong petani untuk menggunakansecara produktif dengan bimbingan dan pengawasan yang teliti.
c. Kredit yang diberikan selain bantuamn modal juga merupakan perangsang untuk menerima petunjuk-petunjuk dan bersedia berpartisipasi dalam programpeningkatan produksi.
d. Kredit pertanian yang diberikan kepada petani tidak perlu hanya terbatas padakredit usahatani saja yang l;angsung diberikan bagi produksi pertanian tetapiharus pula mencakup kredit-kredit untuk kebutuhan rumahtangga (kreditkonsumsi).

7.      Kredit produksi dan kredit konsumsi
Untuk membedakan antara kredit produksi dan kredit konsumsi pada usahatanisubsisten sulit dibedakan, sehingga pernah diusulkan hanya dinamakan kredit tanisaja.Syarat bisa dilaksanakannya kredit konsumsi antara lain :
a. Barang-barang ataunjasa yang akan diperoleh dengan kredit itu memang sungguhdiperlukan sekali.
b. Tidak ada jalan lain yang lebih baik dan tidak dapat menunggu hinggapenghasilan naik.
c. Petani dapat mengambelaikan kredit tersebut dengan cara yang tidak mengakibatkan kemerosotan taraf hidupnya.

8.      Struktur Perkreditan Pertanian
Macam-macamn kredit perorangan :
a. Kredit dengan jaminan tanaman (ijon)
b. Kredit dengan jaminan tanah (gadai tanah)
c. Kredit uang atau barang yang dibayar kembali denganuang atau barang tanpa jaminan
Macam-macam lembaga perkreditan
a. Bank yang meliputi Bank Desa, Lumbung Desa dan BRI
b. Perusahaan Negara Pegadaian
c. Koperasi-koperasi dan Koperasi Pertanian (Koperta)

 

9.      Perkembangan Kredit Pertanian di Lampung
Badan Layanan Umum Daerah pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Lampung Nomor : 25 tahun 2007 dan Pergub Nomor: 23 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran dan Pengembalian Dana PMUK Bergulir Subsektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. Serta Keputusan (SK) Gubernur Lampung Nomor :G/278/III.09/HK/2007, tentang Pembentukan Tim Pelaksana Program Pemberdayaan Kelompoktani (PMUK) Bergulir Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. BLUD pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung dikelola oleh beberapa orang saja, yang dimotori oleh serong Penyuluhan Pertanian Provinsi dan tugasnya bukan melulu mengurusi badan saja, tetapi juga tugas lainnya. Ketika BLUD pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung mulai beroperasi, kelompoktani peminatnya membludak. Laris-manis seperti barang yang diobral oleh penjualnya, akibatnya dana yang tersedia habis. Hal itu jelas indikator bahwa para petani/kelompoktani memang sangat membutuhkan pinjaman lunak untuk usahataninya. Betapa tidak, BLUD yang baru tumbuh itu telah berhasil mengumpulkan dana perguliran Penguatan Modal Usaha Kelompok(PMUK) komoditas Jagung tahun anggaran 2006, sebesar Rp 2,2 milyar lebih pada awal tahun 2008. Sampai dengan akhir April 2008 dana yang telah terkumpul tersebut, disalurkan kembali kepada para petani dalam bentuk pinjaman sekitar Rp 2,1 milyar lebih. Dan saldo yang ada tinggal Rp 37 juta lebih. Tetapi mengapa hal itu, dan keberadaan BLUD tidak mendapat tanggapan yang serius dari pemerintah/penguasa terkait? Sampai dengan akhir April 2008, para petani/kelompoktani yang telah dilayani oleh BLUD pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung (sekarang Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung) adalah 39 kelompoktani yang terdiri dari 907 orang anggota petani. Para petani tersebut tersebar di 20 desa, dalam 11 kecamatan dan tercakup dalam 6 kabupaten. Masih banyak kelompoktani yang sangat membutuhkan pinjaman dengan bunga rendah dalam usahataninya, namun karena keterbatasan dana yang dikelola oleh BLUD, maka banyak kelompoktani yang terpaksa belum dilayani. BLUD menurut Permendagri nomor 61 tahun 2007, adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah dilingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisien dan produktivitas.

10.  Kredit Perbankan Sektor Pertanian di Provinsi Lampung
Kredit perbankan untuk sektor pertanian di Wilayah Lampung hingga Agustus 2011 tercatat sebesar Rp2,42 triliun atau 8,54 persen dari total kredit pertanian di Sumatera yang mencapai Rp28,35 triliun. Menurut Pemimpin Kantor Bank Indonesia (KBI) Bandarlampung, Gandjar Mustika, di Bandarlampung, Sementara ini total kredit perbankan untuk sektor pertanian dan perikanan di Tanah Air mencapai Rp99,14 triliun.
Dari jumlah total kredit sektor pertanian dan perikanan itu, masih terpusat di wilayah Jawa (57,81 persen), disusul Sumatera (29,02 persen) dan Kalimantan (10,55 persen).
Menurut Gandjar, dari total kredit pertanian di Wilayah Lampung sebesar Rp2,42 triliun, terbesar disalurkan di Kota Bandarlampung (87,81 persen) disusul Kota Metro (7,70 persen) dan Kabupaten Lampung Utara (1,77 persen).
Pemimpin KBI Bandarlampung menjelaskan, berdasarkan data Agustus 2011, kredit pertanian dan perikanan tersebut turun sebesar Rp6,35 miliar atau minus 2,56 persen dari posisi Januari 2011 senilai Rp2,49 triliun.
Sementara kredit UMKM pertanian mencapai Rp1,17 triliun atau sebesar 48,12 persen dari total kredit pertanian Wilayah Lampung Rp2,42 triliun.
Berdasarkan data, kredit UMKM pertanian meningkat sebesar Rp89,5 miliar atau 8,31 persen (ytd), sedang kredit non UMKM pertanian turun sebesar Rp153,05 miliar atau minus 10,86 persen. Komoditas utama sektor pertanian di Lampung lanjutnya, didominasi oleh perkebunan kelapa sawit (48,5 persen), dan karet (27,55 persen), sedangkan sektor perikanan didominasi oleh perikanan budidaya (98,70 persen).
Di sisi lain, dari total kredit pertanian dan perikanan sebesar Rp99,14 triliun, masih didominasi oleh kredit bukan UMKM sebesar Rp76,15 triliun (76,81 persen) dan kredit UMKM pertanian hanya mencapai Rp22,99 triliun (23,19 persen).Pangsa kredit UMKM pertanian berkisar antara 21 persen hingga 23,5 persen dengan kecenderungan meningkat.
Sejak Januari hingga Agustus 2011, kredit UMKM pertanian meningkat Rp3,84 triliun atau 20,05 persen.Sementara itu, Bank Indonesia bersama pemerintah dan perbankan lainnya terus mendorong penyaluran kredit perbankan di sektor pertanian, perkebunan dan peternakan guna menjaga ketahanan pangan di Tanah Air.
Progamnya antara lain penyaluran skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KPP-E) dan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) di Provinsi Lampung hingga per Agustus 2011 sekitar Rp1,2 triliun.
Selain itu pada periode yang sama, skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang termasuk dalam kredit yang didorong oleh pemerintah mempunyai baki kredit sebesar Rp581,64 triliun.Sejumlah bank umum telah berperan menyalurkan kredit tersebut diantaranya BRI, BNI, Bank Mandiri, CIMB, Bukopin, BCA dan lain-lain.
Pemerintah telah meluncurkan skim kredit yang dapat diakses oleh petani, peternak maupun pekebun meliputi skim kredit program bersubsidi (bunga) yakni Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP), dan Kredit Usaha Pembibitan Sapi serta skim kredit dengan pola penjaminan, yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR).











DAFTAR PUSTAKA



Anonim a. 2011. Kredit Pertanian di Lampung Capai Rp242 Triliun. http://www.antarasumbar.com/id/berita/nusantara/d/22/191960/kredit-pertanian-di-lampung-capai-rp242-triliun.html. Diakses pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.00 WIB.
Maryandani, Alvino. 2012. Mengulik Konsep Bank Pertanian. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/05/16/mengulik-konsep-bank-pertanian-457623.html. Diakses pada tanggal 7 Desember 2012 pukul 21.35 WIB.
Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Slamet dan Sujadi. 2012. BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sebagai Sumber Kredit untuk Petani. http://tabloidsinartani.com/Agriwacana/BLUD-Badan-Layanan-Umum-Daerah-sebagai-Sumber-Kredit-untuk-Petani.html. Diakses pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 20.00 WIB.

PENGENALAN ORDO SERANGGA







PENGENALAN ORDO SERANGGA
(Makalah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)






Disusun oleh:
Kelompok 2
1.         Antonio                       11141310
2.         Chaldy Meidiansyah   11141310
3.         Dita Pratiwi                 1114131031
4.         Elvany Oktaviana       1114131035
5.         Endah Kurniasari        1114131037
6.         Metalia Febryani         1114131073
7.         Nani Saputri                1114131081
8.         Rini Pradita                 1114131099
9.         Tiar Agustina Tamba   1114131113
10.       Tri Agustam                1114131119
11.       Widya Agustin N.       1114131121   
12.       Yuda Saputra              1114131127




JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013












PENGGOLONGAN SERANGGA

       Kingdom                              : Animalia
       Filum                                     : Arthropoda
       Kelas                                     : Hexapoda
       Ordo –ordo :
       1. orthoptera                     6. Lepidoptera
       2. Isoptera                          7. Diptera
       3. Thysanopte ra              8.Coleoptera
       4. Hemiptera                      9. Odonata
       5. Homoptera                    10. Hymenoptera
ORDO ORTHOPTERA
(orthos = lurus, pteron = sayap; serangga bersayap lurus)
Ciri-ciri :
       Sayap depan agak keras dan lurus yang disebut tegmen; sayap
       belakang berbentuk seperti selaput (membran)
       Alat mulut menggigit mengunyah dengan posisi hypognatus
       Tipe metamorfosis paurometabola (telur nimfa
       imago)
       Fitofag (pemakan tumbuhan): belalang, jangkrik, orong-orong
       Contoh: Belalang Pemakan Daun


Beberapa contoh hama penting dari ordo Orthoptera
       1. Valanga nigricornis (Burm.) Famili Acrididae
       Disebut juga sebagai belalang kayu atau belalang jati. Belalang ini
       bersifat polifag
       2. Sexava nubila, Famili Tettigoniidae (disebut sebagai belalang
       pedang)
       Hama penting tanaman kelapa di Sangihe-Talaud dan Ternate
       Ovipositornya berbentuk seperti pedang
       3. Gryllotalpa sp
       Orong-orong atau anjing tanah, hama pada perakaran di tanah
       Tungkai depan bertipe fusorial
ORDO ISOPTERA
 (iso = sama, ptera = sayap; serangga bersayap sama)
Ciri-ciri :
       Serangga dewasa yang bersayap (kasta reproduktif) memiliki 2
                pasang sayap dengan bentuk dan ukuran yang sama
       Antena bertipe moniliform (seperti manik-manik)
       Alat mulut menggigit-mengunyah, metamorfosis paurometabola
       Contoh : Famili Termitidae
        Gejala akibat Rayap rayap tanah yang sangat umum dijumpai
       di Indonesia, sering merusak stek tebu
       (Macrotermes gilvus,)

ORDO THYSANOPTERA
(Thysanos = rumbai; serangga mempunyai sayap berumbai)
Ciri-ciri :
       Ukuran tubuh kecil (beberapa mm), pipih (flat), dan umumnya berwarna hitam, sayap mempunyai rumbai
       Alat mulut meraut-menghisap,biasanya trips hidup di celah-celah sempit seperti dalam lipatan-lipatan kuncup atau mahkota bunga

Gejala kerusakan
       LANGSUNG: daun berbercak keperakan, kemudian menjadi coklat dan akhirnya gugur
       TIDAK LANGSUNG: dapat menjadi vektor virus pada tanaman begonia, krisan (gejala daun mengeriting)




ORDO HEMIPTERA
(hemi = setengah; serangga bersayap depan dengan dua
bentuk berbeda
Ciri-ciri :
o Sayap depan setengah lunak, setengah keras (sayap hemilitron)
o Alat mulut menusuk-menghisap (haustelata)
o Metamorfosis: Paurometabola
Beberapa hama penting ordo Hemiptera :
1. Famili Pentatomidae
• Nezara viridula (kepik hijau) menyerang tanaman kedelai   dan kacang-kacangan
• Scotinophara vermicula [kepinding tanah (kepik berwarna
                hitam)] menyerang padi

       2. Famili Alydidae
       a) Leptocorisa oratorius (walang sangit) menyerang bulir padi dan
       berbagai rumput gulma
       b) Riptortus linearis (kepik polong) menyerang kedelai, kacang
       hijau, kacang panjang
       3. Famili Miridae
       a) Helopelthis antonii menyerang kakao (daun dan buah), teh, kina
       Beberapa famili yang menjadi predator :
       Famili Belostomatidae
       Famili Reduviidae


ORDO HOMOPTERA
homo = sama; serangga bersayap sama)
                Ciri-ciri :
       Alat mulut menusuk menghisap
       Sayap depan menebal atau seperti selaput, sayap belakang seperti
                selaput. Pada waktu istirahat letak sayap dalam posisi seperti atap
                rumah di atas tubuhnya
       Antena pendek, seperti benang atau rambut kaku, namun pada
                beberapa famili antena relatif panjang
       Metamorfosis: Paurometabola
       Banyak spesies, yang selain menjadi hama, juga menjadi vektor virus
Homoptera terbagi menjadi 2 (dua) golongan :
       1. Golongan Auchenorrhyncha (wereng)
       Famili : Flatidae, Delphacidae, Jassidae, Membracidae
       Contoh hama kelompok ini :
       a. Nilaparvata lugens (famili Delphacidae) = Wereng batang
       cokelat.
       Habitat pada pangkal batang padi, pola perkembangbiakan,
       biotipe, siklus hidup 3-4 minggu.

       Siklus hidup wereng cokelat
       Telur ( bentuk seperti sisir pisang pada jaringan batang yang
       masih muda; 7-10 hari)
       Nimfa 8-17 hari (antena seperti rambut; nimfa dialami selama
       beberapa instar)
       Imago ( lama hidup 18-28 hari, bersayap disebut macroptera,
       bersayap pendek disebut brachyptera

               
       b. Sogatela furcifera (famili Delphacidae) = Wereng punggung putih
       Bentuk seperti wereng coklat, bukan hama penting
               
                c. Nephotettix spp. (famili Jassidae) = Wereng hijau
       Kerusakan langsung relatif tidak berarti, vektor virus Tungro
       d. Recilia dorsalis (famili Jassidae) = Wereng loreng/zig-zag
       Leafhopper bukan hama penting saat ini

2. Golongan Sternorryncha (kutu tanaman)
       Famili : Psyllidae, Aleyrodidae, Aphididae, Diaspididae,
       Pseudococcidae, Coccidae
       Contoh hama dari kelompok ini :
a) Diaphorina citri (famili Psyllidae); hama kutu loncat pada jeruk
    dan anggota famili Rutaceae lainnya; sebagai vektor virus CVPD
    pada jeruk
b) Heteropsylla cubana (famili Psyllidae); nama umum: kutu loncat
    lamtoro
c) Bemisia tabaci (famili Aleyrodidae); kutu kebul sebagai vektor
    virus pada tanaman ke
d) Aleurodicus destructor (famili Aleyrodidae); kutu kapuk pada
    kelapa
e) Aleurodicus dispersus = polifag, kutu kapuk pada jambu biji, dll
f) Aphis gossypii (famili Aphididae); kutu daun, vektor virus pada
   kacang- kacangan
g) Aphis cracivora (famili Aphididae); kutu daun, vektor virus pada
   kacang- kacangan
h) Coccus viridis (famili Coccidae); kutu tempurung pada kopi,
cengkeh jeruk Imago tidak berpindah tempat sehingga tungkainya tidak ada
i) Planococcus lilacinus (famili Pseudococcidae); daun tanaman  kelapa
j) Aspidiotus destructor (famili Diaspididae); hama daun tanaman kelapa
k) Lapidosaphes beckii (famili Diaspididae); kutu perisai, hama pada jeruk
    Imago tidak berpindah tempat sehingga tungkainya tidak ada

ORDO LEPIDOPTERA
(Lepidos = sisik)
       Ciri-ciri :
       Sayap depan dan seluruh tubuhnya bersisik, sisik inilah yang memberi warna pada sayap
       Serangga dewasa tidak menjadi hama, yang menjadi hama adalah larvanya
       Larva berbentuk ulat (tipe eruciform) mempunyai tungkai palsu
       (false leg) sebanyak 5 pasang di abdomen
       Tungkai sejati terdapat pada toraks
       Metamorfosis Holometabola

Sifat hidup larva
       Pemakan daun, bunga, buah
       Penggerek batang dan buah
       Pemakan akar dan buah
       Predator pada berbagai jenis kutu tanaman (Eublema)
Lepidoptera terbagi menjadi 3 (tiga) golongan :
       1. Golongan Kupu-kupu (butterfly), aktif siang hari (Diurnal)
       2. Golongan Skipper, aktif petang hari (Krepuskular)
       3. Golongan Ngengat (moth), aktif malam hari (Nokturnal)

Contoh hama penting dari Ordo Lepidoptera
1)            Famili Sphingidae
2)            Famili Psychidae; menyerang daun jambu air
                membentuk kantung ditutupi oleh permukaan daun, gejala kerusakan
                daun berlubang
3)            Famili Limacodidae; berwarna hijau, terdapat pada daun kelapa.
                Tungkai memiliki banyak rambut
4)            Famili Papilionidae; berwarna hijau, terdapat pada kuncup daun jeruk.
                Sayap Imago memiliki papil
5)            Famili Hesperiidae; Ulat penggulung daun pisang
6)            Famili Pyralidae; hama pada tanaman padi
7)            Famili Noctuidae

ORDO COLEOPTERA
(Coleos = seludang
Ciri-ciri :
       Sayap depan berbentuk seperti seludang, keras dan tebal disebut
                elitron
       Alat mulut menggigit mengunyah dimiliki oleh larva dan imago; Larva dan imago keduanya menjadi hama atau predator
       Hama : pemakan daun, bunga dan buah; penggerek batang; pemakan akar
       Predator : memangsa berbagai jenis serangga lain yang berukuran lebih kecil, terutama kutu tanaman
       Metamorfosis holometabola

Famili yang menjadi hama :
       1. Coccinellidae (kumbang kubah)
       2. Cerambycidae; memiliki antena panjang    sebagai hama penggerek kayu
       3. Scarabaeidae, Dynastinae (kumbang badak); hama pada tanamankelapa
       4. Curcullionidae (kumbang  Sagu); hama pada tanaman sagu

ORDO DIPTERA
(Di = dua; Serangga bersayap dua)
Ciri-ciri :
       Sayap 1 pasang, sayap belakang berubah menjadi halter
       Metamorfosis holometabola
       Larvanya ada yang menjadi hama, predator, parasit
       Hama : penggerak batang dan penggerek daun
       Predator: memangsa kutu-kutu tanaman terutama famili Aphididae
                (kutu daun)
       Imago menghisap cairan pada tanaman yang membusuk

       Terdiri dari 2 (dua) subordo
       (berdasarkan morfologi)
       1) Sub ordo Nematocera; Nyamuk [antena panjang]
       2) Sub ordo Cyclorrapha; Lalat [antena pendek]
       3) Sub ordo Brachycera

ORDO ODONATA
       Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng)
Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar.
Metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air.

ORDO HYMENOPTERA
(Hymen = selaput; Serangga bersayap selaput)
Ciri-ciri :
       Sayap seperti selaput tipis
       Metamorfosis : Holometabola
       Bersifat sebagai hama (sebagian kecil), parasit, dan predator serta penyerbuk
       Hama : Kerawai daun (leafcutter bees)
       Parasit : Larva memarasit berbagai jenis serangga dari ordo
       Homoptera, Coleoptera, Diptera dan Hymenoptera
       Predator : memangsa berbagai jenis serangga
       Penyerbuk : jenis lebah, tetapi imago parasit pun dapat
       berperan sebagai penyerbuk

       Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga kecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi
       Contoh ordo Hymenoptera: Semut dan lebah

PERKEMBANGAN SERANGGA
  1. Embrionik (di dalam telur)
      - Ovipar
      - Ovovivipar
      - Vivipar
                Cara Perkembangbiakan
                - Seksual
                - Partenogenesis  à bertelur  tanpa dibuahi
B. Pasca Embrionik (setelah telur menetas)
                Telur menetas à Serangga muda (mengalami serangkaian perubahan bentuk dan ukuran, disebut metamorfosis) menjadi serangga dewasa

METAMORFOSIS
  1. Ametabola (Tanpa Metamorposis)
Bentuk luar serangga pradewasa (gaead) serupa dengan imagonya, kecuali ukuran dan kematangan alat kelamin. Gaead dan imago biasanya hidup pada habitat sama. Contoh : ordo Thysanura (kutu buku).
B. Paurometabola
Bentuk umu serangga pradewasa menyerupai serangga dewasa tetapi terjadi perbahan bentuk dan ukuran pada serangga dewasa seperti terbentuknya sayap dan alat kelamin. Contoh : Ordo Hemiptera

C. Holometabola (metamorfosis sempurna/lengkap)
       Telur(menetas) ->larva ->pupa ->Imago
->serangga pradewasa (larva dan pupa) memiliki bentuk yang sangat berbeda dengan imago
->larva biasanya menempati habitat dan makanan yang berbeda dengan imagonya.
->Pupa terdapat dalam kokon, puporium, atau tidak terlindungi/terbuka
Contoh : Ordo Diptera (lalat,nyamuk), ordo Lepidoptera(kupu-kupu), ordo coleoptera(kumbang), ordo Hymenoptera (semut,lebah).