LAPORAN KUNJUNGAN LAPANG (FIELD
TRIP) ke PERKEBUNAN TEH GUNUNG MAS, BALITSA, dan TAMAN WISATA MEKARSARI
(Tugas
Mata Kuliah Dasar-dasar Budidaya Tanaman)
Oleh:
Fadloli
Akhmad
1114131043
JURUSAN
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Field Trip adalah sebuah perjalanan lapangan atau ekskursi, yang dikenal sebagai
perjalanan sekolah. Pengertian lainnya field trip adalah perjalanan oleh
sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan yang normal mereka. Tujuan
perjalanan biasanya pengamatan untuk penelitian pendidikan, non-eksperimental
atau untuk menyediakan siswa dengan pengalaman luar kegiatan sehari-hari.
Field
trip yang dilakukan adalah untuk mengetahui cara budidaya tanaman khususnya
hortikultura. Dalam pertanian, budidaya merupakan
kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang
dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya.
Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha
tani.
Usaha
budidaya tanaman mengandalkan
pada penggunaan tanah atau
media lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya
yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga, batang, tunas,
serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budidaya tanaman yang
dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam.
Dalam kegiatan praktek lapang mahasiswa Agribisnis diutamakan pada tanaman holtikultura yang teknik
budidaya yang baik dan juga pemasaran tanaman dan hasil
tanaman. Field
trip ini bertempat di Provinsi Jawa
Barat,. Disana banyak terdapat sentra pertanian terutama tanaman
hortikultura seperti sayuran, dan buah dan juga sentra perkebunan
seperti the. Setelah
mengenal beberapa tanaman yang akan dibudidayakan untuk
setiap daerah, dan mahasiswa Agribisnis diharpkan mengetahui teknik budidaya
yang efektip dan efisian serta mendapatkan produktipitas yang optimum
serta pemasarannya.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari pembutan laporan ini adalah sebagai berikut yaitu:
1. Mengetahui
informasi tentang Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Jawa Barat.
2. Mengetahui
informasi tentang Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA).
3. Mengetahui
informasi tentang Taman Wisata Mekarsari.
II. PEMBAHASAN
A. Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII
Perkebunan
teh Gunung Mas Puncak terletak pada daerah yang sejuk di ketinggian 800 – 1200
meter Dari Atas Permukaan laut dengan suhu rata – rata 18 – 22 °C, menjadikan
Gunung Mas sebuah tempat yang nyaman untuk beristirahat dan berekreasi atau
sekedar melepas penat dari kesibukan sehari hari. Perkebunan Teh Gunung Mas Puncak,merupakan salah satu
perkebunan teh terluas di Jawa Barat. Menuju kawasan ini,dibutuhkan waktu
berkisar 1,5-2 jam perjalanan via tol Jagorawi dari Jakarta atau berjarak
kurang lebih 87 KM. Atau persisnya berada di posisi setelah pertigaan Taman
Safari Indonesia dan sebelum Mesjid Atta’awun Puncak Pas yang berada di KM 90
Jl. Raya Puncak.
Kawasan yang dikelola PTPN 8 itu memiliki luas 540 ha yang
mencakup dari Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung. Dulunya wilayah ini
lebih luas, tapi semakin lama semakin menyusut lantaran lahannya dipinjam alih
penduduk Jakarta untuk membuat Villa.
Perkebunan
Teh Gunung Mas berdiri pada tahun 1910 namun sudah mulai ditanami teh pada
tahun 1896. Didirikan oleh perusahaan Belanda dan Perancis dengan nama Gunung
Mas Franchois Netherlandis.
Di
perkebunan teh Gunung Mas cara pembudidayaan tanaman dilakukan dengan dua cara
yaitu:
a. Generatif,
dengan biji
b. Vegetaif,
dengan stek daun atau batang.
Perkembangbiakan
dengan cara generatif mempunyai akar yang kuat sehingga umurnya dapat betahan
lama, namun kelemahannya yaitu membutuhkan waktu enam tahun untuk berbunga dan
biji tidak sama dengan induk.
Sedangkan
perkemabangbiakan dengan cara vegetaif tidah membutuhkan waktu yang lama untuk
berbunga, kemudian anakan sifatnya mirip dengan tanaman induknya. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak mempunyai akar yang cukup kuat sehingga umur tanaman
relaif tidak dapat bertahan lama.
Di
perkebunan teh Gunung Mas juga dilakukan pemangkasan tanaman teh. Adapun tujuan
dari pemangkasan ini adalah sebagai berikut:
a)
Memelihara bidang petik tetap rendah untuk memudahkan
pemetikan
b)
Mendorong pertumbuhan tanaman teh agar tetap pada fase egaraye.
c)
Membentuk bidang petik
(frame) seluas mungkin.
d)
Merangsang pertumbuhan
tunas-tunas baru.
e)
Meminimalkan formasi
pucuk burung.
f)
Membuang cabang-cabang
yang tidak produktif.
g) Mengatur fluktuasi produksi harian pada masa
flush dan masa minus (kemarau).
Kemudian
untuk mengendalikan OPT menggunakan bahan organik sehingga perkebunan gunung
mas mendapatkan sertifikat HACCP.
Petikan
pucuk teh juga mempunyai aturan sebagi berikut:
P+1
= Pecco + 1 kuncup daun helai muda
P+2 = Pecco + 2 kuncup daun helai muda
P+3 = Pecco + 3 kuncup daun helai muda
P+4 = Pecco + 4 kuncup daun helai muda
P+5 = Pecco + 5 kuncup daun helai muda
P+2 = Pecco + 2 kuncup daun helai muda
P+3 = Pecco + 3 kuncup daun helai muda
P+4 = Pecco + 4 kuncup daun helai muda
P+5 = Pecco + 5 kuncup daun helai muda
Kualitas
I adalah P+1. P+2, P+3
Kualitas II adalah P+4, P+5
Kualitas III adalah dibawah P+5
Kualitas II adalah P+4, P+5
Kualitas III adalah dibawah P+5
Proses
Pembuatan Teh di Pabrik Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
1.
Tahap Pelayuan
egaray
segar yang telah dipetik melalui tahap pelayuan. Pada tahap ini, egaray
dilayukan dengan melakukan pemanasan selama 10-24 jam agar kadar air yang
terkandung berkurang 65-70 persen. Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan udara
panas. Hal ini dilakukan agar egaray dapat digiling dengan baik.
2.
Tahap Penggilingan
Selanjutnya,
egaray yang telah dilayukan masuk pada tahap penggilingan. Pada tahap ini, egaray
digiling untuk memecah sel-sel daun. Pemecahan egaray disesuaikan dengan
kebutuhan atau permintaan pasar. egaray ada yang digiling kasar dan ada yang
digiling sampai menjadi serbuk. Mesin yang digunakan adalah CTC (Crushing
Tearling Curly).
3.
Tahap Oksidasi ( Fermentasi )
egaray
yang telah digiling disimpan pada tempat atau ruangan khusus yang bersih dan
bebas bau. Dimasukkan ke mesin CFU ( Continous Fermentasi Unit ) selama 60-90
menit dengan kelembaban ruangn min 95%
dengan suhu 19-20 0 C. Pada tahap ini, egaray dibiarkan
mengalami oksidasi. Tujuan dilakukan fermentasi adalah untuk memperoleh
citarasa yang alami seperti rasa, warna, dan aroma.
4.
Tahap Pengeringan
Menggunakan mesin FBD
(Fluid Bed Dryer) selama 15-18 menit, suhu didalam alat berkisar 110-120 0
C supaya kandungan air didalam daun berkurang.
Tujuan dilakukan pengeringan adalah :
a. Menghentikan fermentasi.
b. Supaya lebih tahan lama.
c. Untuk memperoleh kadar air 2,5-3,5%.
d. Untuk menghentikan bakteri mikroba, TVC, Jamur, Salmonela.
Tujuan dilakukan pengeringan adalah :
a. Menghentikan fermentasi.
b. Supaya lebih tahan lama.
c. Untuk memperoleh kadar air 2,5-3,5%.
d. Untuk menghentikan bakteri mikroba, TVC, Jamur, Salmonela.
5. Tahap Penyortiran
Untuk
memisahkan kualitas 1, 2, dan 3 setelah pengeringan dan memisahkan
partikel-partikel yang tidak diinginkan konsumen.
Kualitas I ( ekspor )
Kualitas I ( ekspor )
BP
1 = Broken Pecco 1 PD = Pecco Dust
PF = Pecco Fanny D 1 = Dust 1
F = Fanny
Kualitas
2
D
2 = Dust 2
BM
1 = Broken Mix 1
Kualitas
3
BM
2 = Broken Mix 2
RMIP
Jenis-jenis
Teh Berdasarkan Proses Pembuatan Teh
Teh
yang berasal dari dari tanaman Camellia sinensis ini terbagi
menjadi beberapa jenis berdasarkan salah satu proses pembuatan teh, yaitu tingkat
oksidasinya.
1. Proses
Pembuatan Teh Hitam
Teh
jenis ini paling banyak dikonsumsi di wilayah Asia, termasuk Indonesia.Proses
pembuatan teh hitam paling lama mengalami oksidasi selama dua minggu
sampai satu bulan sehingga teh ini menjadi tahan lama saat disimpan. Selain
itu, teh hitam memiliki aroma yang wangi.
2. Proses
Pembuatan Teh Hijau
Proses
pembuatan teh jenis ini diawali dari pucuk egaray segar yang langsung dilayukan
dengan melakukan pemanasan. Karena sedikit mengalami oksidasi, teh ini akan
terasa lebih pahit. Teh hijau memiliki manfaat untuk kesehatan, salah satunya
untuk menurunkan berat badan.
3. Proses
Pembuatan Teh Putih
Jenis
teh ini diperoleh dari pucuk egaray segar yang masih muda. Proses
pembuatan teh ini diolah tanpa mengalami oksidasi dan dikeringkan.
Sesuai dengan namanya, teh ini berwarna putih layu dan beraroma lembut.
B. Balai
Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA)
Sejarah
BALITSA
Balai Penelitian Tanaman Sayuran atau lebih dikenal dengan sebutan
Balitsa, merupakan salah satu lembaga pemerintah dan unit pelaksana teknis
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada dibawah serta
bertanggung jawab langsung kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Hortikultura. Lembaga
tersebut terletak dikaki Gunung Tangkuban Perahu, Lembang, Bandung. Dengan
ketinggian 1250 diatas permukaan laut (Dpl). Dilihat dari segi geologisnya,
jenis tanah dikawasan tersebut merupakan tanah andosol yang dipengaruhi oleh
tipe iklim B dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 19-24° C serta curah
hujan 2.207,5 mm/tahun.
Lembaga ini didirikan pada tahun 1939 oleh Pemerintah Belanda
dengan tujuan untuk mendukung dibidang Pertanian dan Perkebunan. Nama lembaga
ini adalah Prust Trein sebagai Kebun Percobaan Tanaman Serta Pemberantasan Hama
Penyakit (Institut Voor Plants Richten) yang berpusat di Bogor. Sejak awal,
lembaga ini sudah melakukan banyak penelitian untuk meningkatkan kualitas dan
kwantitas berbagai jenis tanaman. Namanya pada saat itu adalah Balai Penelitian
Tehnik Pertanian (Culture Institute) yang kemudian pada tahun 1942-1945 berubah
menjadi Culture Technish Institute ( Burten Norg Bogor) atau Kebun Percobaan
Margahayu yang menjadi Prust Trein Margahayu.
Pada sekitar tahun 1945-1950 pemerintah sedang berada dalam
keadaan vakum sehingga menyebabkan kevakuman juga terhadap lembaga ini.
Kemudian pada tahun 1950-1960 lembaga ini berganti nama kembali menjadi Kebun
Percobaan Margahayu yang berpusat di Pasar Minggu Jakarta Selatan dan mulai
melakukan kegiatannya kembali. Pada sekitar tahun 1967-1980 lembaga ini
dijadikan sebagai salah satu cabang Lembaga Penelitian Hortikultura sehingga
pada tanggal 20 Maret 1981 namanya kembali berubah menjadi Lembaga Penelitian
Tanaman Pangan(BPTP).
Pada tanggal 31 Juli 1982 Menteri Pertanian
RI yaitu, Prof. Ir. Sudarsono Hadisaputra meresmikan BPTP menjadi Balai
Penelitian Hortikultura (BPHL) di Lembang Bandung. BPHL pada saat itu terdiri
dari satu Sub bagian Tata Usaha, satu Sub bagian Penelitian Hortikultura Segunung
dan Kelompok Peneliti ( Kelti) disamping itu juga membawahi langsung
Instalasi-instalasi Kebun Percobaan Lembang, Cikole, Pangragajian dan Margahayu
Kabupaten Bandung dan kabupaten Subang. Laboratorium dan Bengkel
Peralatan. Berdasarkan keputusan Menteri No. 769 Kep/OT.210/XII/ 90 pada
tanggal 13 Desember 1994 Balai Penelitian Hortikultura Lembang berubah menjadi
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) yang mengalami perubahan tugas lebih
khusus ditujukan untuk meneliti Tanaman Sayuran. Dan terakhir pada tahun
2002 mendapat perubahan mandat sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.74
Kep/OT.240/I/2002, tentang organisasi dan Tata Kerja Balitsa yang terdiri dari
Sub bagian Tata Usaha, Seleksi Pelayanan Teknis, Seksi Jasa Penelitian, Satu
Kebun Percobaan Subang.
Lokasi BALITSA
1. Letak Geografis
Balitsa terletak di Jl. Tangkuban
Parahu 517 Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Secara geografis BALITSA
terletak pada koordinat antara 107° 36’ 32’’ dan 107° 36’ 33’’ BT dan antara 6°
30’ 46’’ dan 6° 30’ 49’’ LS dengan ketinggian tempat 1250 m dpl.
2. Letak Topografi
Topografi dari BALITSA Lembang yaitu
bergelombang dan berbukit yang merupakan bagian dari jajaran pegunungan
Tangkuban Parahu. BALITSA berjarak ± 25 km dari kota Bandung egara utara atau
±5.5 km dari kecamatan Lembang egara utara timur. Disebelah timur, BALITSA
dibatasi Jalan Raya Lembang menuju Subang., sebelah selatan dibatasi Desa
Cibogo, sebelah Barat dibatasi perkampungan Cibedug dan sebelah utara dibatasi
jalan Cikole-Cibedug. Dari Bandung ± 1 jam ke BALITSA, sedangkan dari Lembang ±
15 menit. Transportasi yang dapat digunakan adalah ojek, angkutan kota, bis dan
taksi.
3. Keadaan Wilayah
Balitsa terletak pada formasi geologi
QYT (Quartet Young Tuff), formasi yang terbentuk akibat letusan gunung
tangkuban perahu, dengan bahan induk breksi pasir tufaan, lapili, bom, lava,
berongga, kepingan-kepingan andesit, basalt, padat yang bersudut dengan banyak
bongkahan-bongkahan dan pecahan-pecahan batu apung yang berasal dari gunung
Tangkuban Perahu.
Secara fisiografi Balitsa termasuk
dalam zona fisiografi depresi Bandung (dimana terbentuk karena terjadinya
runtuhan pada bagian tengah atau puncak pada saat terjadi
pengangkatan/pelengkungan). Akibat runtuhan tersebut muncul kompleks gunung
Tangkuban Perahu.
Jenis tanah yang terdapat di Balitsa
Lembang yaitu jenis tanah Andosol dengan Ph antara 5,5-7 yang berasal dari
vulkanik Gunung Tabgkuban Perahu adapun cirri dari tanah tersebut berwarna
hitam, lempung berdebu dan lempung dengan struktur yang lemah dengan
konsistensi yang gembur.
4. Profil Organisasi Balitsa
Berdasarkan keputusan Menteri
Pertanian No. 160/KPTS/OT.210/3/2000. Bahwa Balitsa Lembang berada di bawah
garis operasional Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura dan
sejajar dengan Balai lainnya Balithi Cianjur dan Balitbu Solok.
Visi dan Misi
Didalam menjalankan tugasnya Balitsa memiliki visi dan misi antara lain:
Didalam menjalankan tugasnya Balitsa memiliki visi dan misi antara lain:
Visi:
Menjadi/menuju Lembaga Penelitian
Tanaman Sayuran Kelas Dunia dalam menciptakan, menghasilkan, dan mengembangkan
IPTEK tanaman sayuran yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna.
Misi:
1. Menciptakan, menghasilkan,
dan mengembangkan IPTEK strategis sayuran sesuai kebutuhan pengguna
2. Mengembangkan jaringan
kerjasama Nasional dan Internasional melalui pola kemitraan
menuju kemandirian Penelitian Tanaman Sayuran.
3. Mengembangkan kapasitas dan
publisitas serta pelayanan prima dalam penelitian sayuran.
Tugas dan Fungsi Pokok
Adapun Tugas dan Fungsi Balai
Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) melaksanakan penelitian sayuran adalah
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan
penelitian genetika, pemuliaan, pembenihan, dan pemanfaatan plasma nutfah
tanaman sayuran.
2. Pelaksanaan
penelitian morfologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman sayuran.
3. Pelaksanaan
penelitian komponen sistem teknologi dan usaha agribisnis tanaman sayuran.
4. Pemberian
pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran.
5. Penyiapan
kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan
hasil
penelitian tanaman sayuran.
6. Pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga.
Arah dan Strategi Program Penelitian
Sayuran
Adapun Arah dan Strategi Program
Penelitian Sayuran Balai Penelitian Tanaman Sayuran diantaranya sebagai
berikut:
1. Menghasilkan teknologi efektif dan
dapat diterapkan
2. Berorientasi agribisnis
3. Menjawab, mengantisipasi, dan
menciptakan kebutuhan pengguna
4. Memanfaatkan sumber daya alam
secara optimal
5. Memeanfaatkan peta informasi
global
6. Mengakomodasikan semua potensi
internal untuk mengatisipasi persaingan global
7. Mengembangkan jaringan kerjasama
nasional dan internasional
Komoditas Prioritas
Komoditas yang prioritas di Balitsa terdiri dari:
1. Komoditas Utama, meliputi: kentang, cabai merah, bawang
merah, kubis, tomat, buncis, kacang panjang,
dan jamur.
2. Komoditas Prospektif, meliputi: terung, dan mentimun
3. Komoditas Trendsetter, meliputi: sayuran tropis asli
Indonesia
Produk dan Teknologi Unggul
Adapun produk dan
teknologi unggul yang terdapat di Balai Penelitian Tanaman Sayuran meliputi:
1. Varietas unggul
sayuran yang akan dilepas ke petani, yaitu: kentang, cabai merah, buncis,
tomat, mentimun dan bawang daun.
2. Teknologi
Pembenihan, perbanyakan kentang bebas penyakit, teknologi produksi benih
sayuran
3.Teknologi Low
Enviromental Input Sustainable Agriculture.
4. Perangkat uji
ELISA virus kentang
5.Produk kering sayuran
6. Analisis tanah
dan tanaman
7. Analisis residu
pestisida
8. Biopestisida
untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman.
9.Jasa konsultasi
agribisnis
C. Taman Wisata Mekarsari
Taman
wisata Mekarsari terletak di alamat: JL. Raya Cileungsi Jonggol Km.3,
Cileungsi, Bogor – West Java 16820 TeleponL021) 8231811.
Kebun
Wisata Buah dirancang khusus untuk mengajak
pengunjung berwisata di tengah kebun buah yang sedang panen. Pengunjung dapat
melihat langsung buah – buahan yang masih bergantungan di pohonnya, pengunjung
dapat membeli buah – buahan yang tersedia langsung di kebunnya.
Tidak
hanya kegiatan memetik atau berbelanja buah, pengunjung dapat mempelajari cara
pembudidayaan tanaman buah lengkap dengan tips memanen buah langsung dari para
petugas kebun yang selalu siap membantu.
Koleksi Buah Mekarsari
1. Buah
Langka
Indonesia terkenal dengan penghasil
buah-buah tropis yang mungkin tidak terdapat di negara-negara lain. Namun
seiring dengan semakin berkurangnya lahan perkebunan dan hutan, banyak tanaman
buah Indonesia yang mendekati kepunahan atau langka bahkan mungkin sudah hilang
atau punah sama sekali.
Taman Wisata Mekarsari selain tempat
wisata juga merupakan pusat plasma nutfah, pembibitan dan budidaya aneka
tanaman buah, telah membudidayakan berbagai jenis tanaman langka di areal
“Tanaman Langka”.
2. Buah Produksi
Tanaman buah produksi
sering kita jumpai di pekarangan rumah atau kebun-kebun, selain sebagai tanaman
penghijauan, hasil dari tanaman ini dapat meningkatkan perekonomian petani,
jenis buah-buahannya enak untuk dimakan langsung atau diolah menjadi sirup atau
panganan lainnya.
Di Taman Wisata
Mekarsari terdapat koleksi aneka tanaman buah produksi yang panennya
disesuaikan dengan musim berbuah tanaman itu sendiri.
3. Buah Introduksi
Buah introduksi
merupakan buah yang berasal dari negeri lain yang iklimnya berbeda dengan iklim
di Indonesia atau yang jarang dijumpai didaerah-daerah sering kita temui di
supermarket atau di pasar tradisional bahkan di kios buah pinggir jalan,
Taman Wisata
Mekarsari membudidayakan buah introduksi seperti buah naga, abiu dan masih
banyak lagi.
Koleksi Tanaman Mekarsari
1. Tanaman Hias
Tanaman hias yang
dahulu hanya sebagai penghias taman, ruangan dan aksesoris pemanis dalam sebuah
acara atau upacara, entah yang digunakan berdasarkan keindahan bunganya, bentuk
daunnya bahkan keunikan tanamannya itu sendiri.
Saat ini tanaman hias
sudah tidak menjadi sekedar pelengkap saja melainkan sudah menjadi negara gaya
hidup, untuk memenuhi kebutuhan itu Taman Wisata Mekarsari membudidayakan
berbagai jenis varian tanaman hias.
2. Tanaman Biofarmaka
Tanaman Biofarmaka
biasa dikenal dengan sebutan tumbuhan obat (herbal), di Indonesia yang
masyarakatnya hidup secara tradisional sangat mengenal dan familiar dengan
berbagai jenis tanaman biofarmaka, mereka mengolah tanaman ini sebagai
obat-obatan tradisional.
Tanaman biofarmaka
dapat kita jumpai di kebun dan hutan yang tumbuh secara liar, sementara
kebutuhan bahan baku obat sangat tinggi sehingga pemerintah menganjurkan
budidaya tanaman biofarmaka sebagai tanaman komoditi. Taman Wisata Mekarsari
turut serta dalam pelestarian tanaman biofarmaka dengan sebutan “Tanaman Obat
Keluarga” yang berlokasi di Wahana Family Garden.
3. Tanaman Pelindung
Di era teknologi dan
modern ini negara diseluruh belahan dunia berdiri gedung – gedung pencakar
langit dan semakin berkurangnya lahan penghijauan serta hutan yang ada di
sekitar kita dan di dunia, hal ini menyebabkan semakin berkurangnya persediaan
air tanah dan longsor serta banjir di mana-mana.
Taman Wisata
Mekarsari sebagai pusat plasma nutfah dan hortikultura sudah melakukan apa yang
menjadi program dunia dengan slogan “Go Green” dengan menanam serta
membudidayakan pohon pelindung sebagai tanaman yang berfungsi menahan tanah
dari kelongsoran, sebagai penahan, pengikat dan penghasil air serta penyejuk
untuk lingkungan di sekitar Taman Wisata Mekarsari itu sendiri.
4. Tanaman Sayur
Saat ini lahan
pertanian semakin berkurang kita jumpai terutama untuk sayur segar di daerah
perkotaan, tanaman sayur hanya bisa kita jumpai di daerah pedesaan atau
pegunungan. Sementara kebutuhan konsumsi akan sayur semakin bertambah setiap
harinya.
Hal ini membuat Taman
Wisata Mekarsari mengajarkan cara pengolahan, pembibitan dan budidaya sayur di
rumah – rumah dengan cara menanam sayur di dalam pot atau dengan cara
vertikultur.
5. Tanaman Rempah
Indonesia merupakan negara
yang subur dan kaya akan hasil bumi dan kemakmurannya terutama tanaman rempah –
rempahnya, hal ini membuat Indonesia terkenal sebagai pusat penghasil
rempah-rempah sehingga negara-negara eropa berlomba untuk membeli rempah-rempah
Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu.
Taman Wisata
Mekarsari sebagai pusat pembibitan turut serta melestarikan dan membudidayakan
tanaman rempah-rempah ini.
6. Tanaman Industri
Semakin hari negara
semakin berkembang, perkembangan negara ini harus didukung pula dengan
kebutuhan akan bahan baku negara itu sendiri baik kayu maupun non kayu,
sementara lahan hutan negara semakin berkurang dan sempit.
Taman Wisata
Mekarsari sebagai pusat plasma nutfah dan hortikultura serta pusat reboisasi
telah membudidayakan tanaman negara salah satunya negara non kayu.
7. Tanaman Pangan
Tanaman pangan
merupakan salah satu sumber hayati yang sangat penting sebagai sumber kehidupan
manusia, di setiap negara bahkan daerah di Indonesia pun kebutuhan akan pangan
berbeda – beda mulai dari padi, jagung, sagu bahkan umbi – umbian.
Pangan merupakan
sumber komoditi yang sangat vital. Taman Wisata Mekarsari memiliki berbagai
jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, sukun dan lainnya.
III. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah
sebagai berkut yaitu:
1. Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII
merupakan perkebunan teh terluas di propinsi Jawa Barat yang didalam perkebunan
tersebut terdapat perkebunan sampai proses pengolahan daunt eh.
2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran
(BALITSA) merupakan lembaga yang mempunyai fungsi untuk meneliti dan
mengembangkan komoditas tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi.
3. Taman Wisata Mekarsari merupakan
sebuah taman yang didalamnya terdapat ratusan jenis tanaman khususnya
hortikultura yang berguna sebagai media pendidikan dan penelitian bagi
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous A. 2012. http://www.kpbptpn.co.id/wisata-25-0-gunung-mas-ptpn-viii-.html#ixzz2IxP3czN9.
Diakses pada tanggal 26 Januari 2013 pukul 08.00 WIB.
Anonymous
B. 2011.
http://www.1001malam.com/surrounding/118/puncak/ perkebunan-teh-gunung-mas.html
Diakses pada tanggal 26 Januari 2013 pukul 08.30 WIB.
Khyu,
Zhi. 2011. http://khyunyit.blogspot.com/2011/10/sekilas-info-balitsa.html.
Diakses pada tanggal 26 Januari 2013 pukul 09.30 WIB.
Mekarsari.2012.
http://www.mekarsari.com. Diakses
pada tanggal 26 Januari pukul 10.30 WIB.
Raharja Ucu, Karta.
2011. http://jaringnews.com/seleb/hangout/7272/wisata-hemat-ke-kebun-teh-gunung-mas-saja.
Diakses pada tanggal 26 Januari 2013 pukul 07.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Berilah komentar yang sopan dan sesuai tatakrama orang Indonesia, terimakasih.