Masih
berhubungan dengan postingan sebelumnya tentang Sosiologi Pertanian
dari sumber yang sama. Materi kali ini adalah tentang "STRATIFIKASI SOSIAL".
Diharapkan jika materi ini digunakan untuk membuat laporan supaya JANGAN DI COPAST SEMUA, di edit supaya berbeda. DUKUNG GERAKAN STOP PLAGIARISM.
Diharapkan jika materi ini digunakan untuk membuat laporan supaya JANGAN DI COPAST SEMUA, di edit supaya berbeda. DUKUNG GERAKAN STOP PLAGIARISM.
Disusun oleh
Mukti Arta Sari 1214131068
Mutiara Indira Putri 1214131070
Octa Primanda Mukti 1214131076
Ririn Aristiyani 1214131086
Selvi
Amelia 1214131092
PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian
Sistem Status Dan Pelapisan Masyarakat
Menurut P.J.
Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu
cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu,
mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam
kehidupan anggota masyarakat yang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada
di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas
rendah.
Menurut Pitirim
A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita
ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam
masyarakat.
Menurut Theodorson
dkk, didalam Dictionary of Sociology, bahwa “Pelapisan Masyarakat berarti
jenjang status dan peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam sistem
sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak,
pengaruh, dan kekuasaan.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga
dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah
terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan
sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang
dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok
lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan
oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai
sosial, serta kekuasaan dan wewenang.
2.2 Faktor
Penyebab Pelapisan Masyarakat
Stratifikasi
sosial dapat terjadi sejalan dengan prooses pertumbuhan atau dibentuk secara sengaja
dibuat untuk mencapai tujuan bersama. Seperti apa yang dikemukakan oleh Karl
Marx yaitu karena adanya pembagian kerja dalam masyarakat, konflik sosial dan kepemilikan.
a.
Pembagian kerja
Jika dalam sebuah masyarakat terdapat pembagian kerja,
maka akan terjadi ketergantungan antar indivudu satu dengan indivudu yang lain.
Seorang yang sukses dalam mengumpulkan semua sumber daya yang ada dan berhasil
dalam kedudukannya dalam sebuah masyarakan akan semakin banyak yang akan
diraihnya. Sedangkan yang bernasib buruk berada diposisi yang amat tidak
menguntungkan. Semua itu adalah penyebab terjadinya stratifikasi sosial yang
berawal dari ketidaksamaan dalam kekuasaan dalam mengakses sumberdaya.
Menurut Bierstedt (1970) dalam Prasodjo
dan Pandjaitan (2003) pembagian kerja adalah : merupakan fungsi dari ukuran
masyarakat.
1. Merupakan
syarat perlu terbentuknya kelas.
2. Menghasilkan
ragam posisi dan peranan yang membawa pada
ketidaksamaan sosial yang berakhir pada stratifikasi
sosial.
b.
Konflik sosial
Konflik sosial disini dianggap sebagai suatu usaha oleh
pelaku- pelaku untuk memperebutkan sesuatu yang dianggap langka dan berharga
dalam masyarakat. Pemenangnya adalah yang mendapatkan kekuasaan yang lebih
dibanding yang lain. Dari sinilah stratifikasi sosial lahir. Hal ini terjadi
karena terdapat perbedaan dalam pengaksesan suatu kekuasaan.
c.
Hak kepemilikan
Hak kepemilikan adalah lanjutan dari konflik sosial yang
terjadi karena kelangkaan dari sumberdaya. Maka yang memenangkan konflik sosial
akan mendapat akses lebih dan terjadi kelangkaan pada kepemilikan terhadap
sumberdaya tersebut.
Setelah semua akses yang mereka dapatkan, maka mereka
akan mendapatkan kesempatan hidup (life change) dari yang lain. Lalu mereka
akan memiliki gaya hidup (life style) yang berbeda dari yang lain serta
menunjukan dalam simbol-simbol sosial tertentu.
Terjadinya
Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Terjadi dengan sendirinya, Proses ini
berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang
yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan
yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah
dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang
membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat,
waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
2. Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan
untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan
tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam
sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
1) Sistem
Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang berdampingan dan harus bekerja sama dalam
kedudukan yang sederajat.
2) Sistem
Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari
bawah ke atas ( Vertikal ).
2.3 Bentuk-Bentuk Pelapisan Masyarakat
Bentuk konkrit daripada pelapisan masyarakat
ada beberapa macam. Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti:
1) Masyarakat terdiri dari Kelas Atas (Upper
Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
2) Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu
Kelas Atas (Upper Class), Kelas
Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
3) Sementara itu ada pula sering kita dengar Kelas
Atas (Upper Class),
Kelas Menengah (Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah
(Lower Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
Ukuran atau kriteria
yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat kedalam satu
lapisan. (Calhoun dalam Soekanto, 1990) adalah sebagai
berikut:
a.
Ukuran kekayaan
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak,
termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya: mobil, rumah,
tanah, dan sebagainya.
b.
Ukuran kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai
wewenang terbesar menempati lapisan atas.
c. Ukuran kehormatan
Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat
yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional.
Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
d.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan.
2.4 Sistem Pelapisan Masyarakat
Sifat sistem pelapisan didalam suatu masyarakat menurut
Soekanto (1990) dapat bersifat tertutup (close social
stratification) dan terbuka (open social stratification).
a. Tertutup (closed social stratification)
Sistem lapisan tertutup tidak memungkinkan
pindahnya seseorang dari suatu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak
pindahnya itu ke atas atau ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya
jalan untuk masuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah
kelahiran.
b.
Terbuka (open social stratification)
Dalam sistem ini, setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik
lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang
atas ke lapisan di bawahnya.
2.5 Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat
Hal yang mewujudkan
unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat menurut
Soemardjan dan Soemardi dalam Soekanto (1990) adalah kedudukan
(status) dan peranan (role).
a.
kedudukan (status) diartikan sebagai tempat atau posisi
seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya tempat
seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam
arti lingkungan pergaulannya, prestise-nya, dan hak-hak serta
kewajibannya. Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu:
· Ascribeed-status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Pada umumnyaascribed
status dijumpai pada masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup,
misalnya masyarakat feodal (bangsawan, kasta).
· Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja yang
tergantung dari kemampuan masisng-masing dalam mengejar serta mencapai
tujuan-tujuannya, misalnya: setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi
persyaratan tertentu. Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan,
yaitu: assigned status yang merupakan kedudukan yang
diberikan. Assigned status sering memiliki hubungan erat
dengan achieved status.
b.
Peranan (role) merupakan
aspek dinamis kedudukan. Apabila ada seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannnya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.
Peranan melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam
pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyrakat merupakan unsur
statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat.