Masih berhubungan dengan postingan sebelumnya tentang Sosiologi Pertanian dari sumber yang sama. Materi kali ini adalah tentang "KELOMPOK SOSIAL".
Diharapkan jika materi ini digunakan untuk membuat laporan supaya JANGAN DI COPAST SEMUA, di edit supaya berbeda. DUKUNG GERAKAN STOP PLAGIARISM.
Diharapkan jika materi ini digunakan untuk membuat laporan supaya JANGAN DI COPAST SEMUA, di edit supaya berbeda. DUKUNG GERAKAN STOP PLAGIARISM.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kelompok Sosial
Kelompok
sosial adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua
orang
atau lebih dimana diantara mereka terjadi komunikasi dua arah atau timbal balik
serta interaksi satu dengan yang lainnya. Jarak fisik yang dekat tidak menjadi ukuran
karena belum tentu terjadi interaksi, tetapi pada kesadaran untuk berinteraksi. Kelompok sosial merupakan sekumpulan orang
yang memiliki kesadaran keanggotaan dan saling berinteraksi, misalnya anak-anak
sudah mulai bermain bersama, pengusaha-pengusaha mempunyai perhatian yang sama
di pasar bursa atau di suatu tempat pertandingan. Pada saat itulah tercipta suatu kelompok
walaupun waktunya singkat. Sebaliknya,
dalam sebuah kereta api atau bis yang penuh dengan penumpang belum tentu
terbentuk suatu kelompok sosial, karena diantara para penumpangnya tidak
terjadi suatu kesadaran untuk saling berinteraksi.
Dalam
kelompok sosial perlu dibedakan pengertian agregasi sosial dan kategori sosial.
Agregasi sosial merupakan kumpulan orang
dalam arti pengelompokan secara fisik tanpa mempersoalkan adanya komunikasi diantara
mereka. Akan tetapi, suatu agregasi
sosial dapat membentuk suatu kelompok sosial walaupun hanya untuk sementara
apabila terjadi suatu komunikasi dan interaksi diantara mereka, misalnya dalam
suatu bis yang penuh dengan penumpang, dalam perjalan supir terlalu cepat menjalankan
bisnya sehingga penumpang merasa terganggu dan takut terjadi sesuatu atas sikap
supir yang ugal-ugalan, kemudian penumpang secara berkelompok berusaha menegur
supir agar menjalankan bisnya dengan hati-hati. Dalam hal ini, kesadaran berinteraksi para
penumpang diperlukan untuk menciptakan suatu kelompok.
Adapun
pengertian kategori sosial adalah sejumlah orang yang digolongkan atas dasar
ciri-ciri tertentu tanpa mempersoalkan ada tidaknya komunikasi dan interaksi
diantara mereka, yang dimaksud dengan kategori sosial adalah, jenis kelamin,
umur, lapangan kerja, dan sebagainya. Suatu
kelompok sosial dapat berjalan lama atau permanen, seperti keluarga, santri di
pesantren, subak di Bali, dan sebagainya. Ada juga yang bersifat sementara, seperti penonton
sepak bola, arisan, dan sebagainya.
Faktor-faktor
pembentukan kelompok sosial diantaranya adalah :
1.
Keturunan atau geneologi satu nenek moyang
2.
Tempat tinggal bersama atau teritorial
3.
Kepentingan bersama.
B.
Proses
Pembentukan Kelompok Sosial
Menurut
Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang
selalu ingin hidup bersama. Manusia
membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui komunikasi
orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia
terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu:
- Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya
- Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya
Faktor
pembentuk
Bergabung
dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga
secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan.
Dua faktor utama yang tampaknya
mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
Kedekatan
Pengaruh
tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang
dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan
orang-orang di sekitar kita. Kita
bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang
saling berinteraksi. Semakin dekat jarak
geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara,
dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi
dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap
terbentuknya kelompok pertemanan.
Kesamaan
Pembentukan
kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga
kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah
menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang
memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan
yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelegensi,
atau karakter-karakter personal
lain.
Kesamaan juga merupakan faktor utama
dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut
keluarga.
C. Syarat
dan Ciri-Ciri Kelompok Sosial
Berikut
ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial. Terdapat dorongan atau motif yang sama antar
individu satu dengan yang lain. Terdapat
akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain
berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individuyang terlibat
di dalamnya.· Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi
kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan
masing-masing. Adanya peneguhan norma
pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan
anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada. Berlangsungnya suatu kepentingan.dan adanya
pergerakan yang dinamik.
Adapun
syarat kelompok sosial sebagai berikut:
a.
Setiap anggota kelompok
tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang
bersangkutan.
b.
Ada hubungan timbal
balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
c.
Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama
oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah
erat.
Faktor tersebut dapat berupa:
a. nasib
yang sama,
b. kepentingan yang sama,
c. tujuan
yang sama,
d. ideologi
politik yang sama dan lain-lain.
e. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola
perilaku.
D.
Macam-Macam
Kelompok Sosial
a. Klasifikasi Macam-macam Kelompok Sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok
memiliki banyak jenis dan dibedakan
berdasarkan ada
tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis.
Bierstedt kemudian membagi kelompok berdasarkan ada tidaknya organisasi
hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis menjadi empat macam antara
lain:
1.
Kelompok statis, yaitu
kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran
jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah
kecamatan.
2.
Kelompok
kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai
organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
3.
Kelompok sosial, yaitu kelompok yang
anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya,
tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat, dan
lain-lain.
4.
Kelompok asosiasi,
yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan
kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan
sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah, dan lain-lain.
Berdasarkan
interaksi sosial agar ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada,
kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
1.
Kelompok Primer
Merupakan
kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang
anggotanya
saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan, sedangkan menurut Goerge
Homan, kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa
orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu
berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.
Misalnya, keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
2.
Kelompok Sekunder
Jika interaksi
sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan. Hubungan yang terjadi
biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya,
partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
3.
Kelompok Formal
Pada
kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD),
Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi .
Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
4.
Kelompok Informal
Merupakan
suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan
seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan
ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang
jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati.
Misalnya, kelompok arisan dan sebagainya.
b. Kelompok
Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Suatu individu merupakan kelompok
kecil dari suatu kelompok sosial atas
dasar usia,
keluarga, kekerabatan, seks, pekerjaan, hal tersebut memberikan kedudukan
prestise tertentu/sesuai adat istiadat. Dengan kata lain keanggotaan dalam masyarakat
tidak selalu gratis.
c. In
Group dan Out Group
Summer membedakan
antara in group dan out group. In group merupakan kelompok
sosial yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan
dirinya. Out group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya
diartikan sebagai lawan in group jelasnya kelompok sosial di luar anggotanya
disebut out group. Contohnya, istilah kita atau kami menunjukkan adanya artikulasi
in group, sedangkan mereka berartikulasi out group. Perasaan in
group atau out group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan
etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan
yang terbaik dibandingkan dengan kelompok lainnya. Sikap in group dan out group dapat
dilihat dari kelainan berwujud antagonisme atau antipati. Sikap in group dan
out group merupakan dasar sikap etnosentrisme yang merupakan sikap bahwa
setiap sesuatu yang merupakan produk kelompoknya dianggap paling baik dan benar.
(JBAF Mayor Polak, Buku Pengantar Ringkas, Balai Buku Ikhtiar Jkt, 1966).
d. Kelompok
Primer dan Kelompok Sekunder
Charles
Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok
primer (primary group) atau face to face group merupakan kelompok
sosial yang paling sederhana, dimana para anggota-anggotanya saling mengenal,
di mana ada kerja sama yang erat..Contohnya, keluarga, kelompok bermain,
dan lain-lain.
Kelompok sekunder (secondary
group) ialah kelompok yang terdiri dari
banyak orang,
bersama siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan
sifatnya tidak begitu langgeng, contohnya, hubungan kontrak jual beli.
e. Paguyuban
dan Patembayan
Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa
paguyuban (gemeinschaft) ialah
bentuk kehidupan
bersama, di mana para anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni
dan bersifat alamiah serta kekal, dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan
rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Hubungan seperti ini dapat
dijumpai dalam keluarga, kelompok kekeluargaan, rukun tetangga, dan lain-lain.
Patembayan (gesellschaft)
yaitu berupa ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek,
bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana terdapat dalam
mesin. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya, ikatan
antar pedagang, organisasi dalam suatu pabrik, dan lainlain.
f.
Formal Group dan
Informal Group
J.A.A. Van Doorn membedakan
kelompok formal dan informal. Formal
group
ialah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan
sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara
sesama, contohnya, organisasi.
Informal
group tidak mempunyai struktur dan organisasi
tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok
tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali, yang
menjadi dasar pertemuan, kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang
sama, contohnya, klik (clique).
g. Membership
Group & Reference Group
Membership
group merupakan suatu kelompok di mana setiap
orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Reference group ialah
kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota
kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
Robert K. Merton
dengan menyebut beberapa hasil karya Harold H. Kelley, Shibutani, dan Ralph
H.Turner mengemukakan adanya dua tipe umum reference group yakni
tipe normatif, yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang dan tipe
perbandingan, yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya.
h. Kelompok
Okupasional dan Volunter
Kelompok okupasional adalah
kelompok yang muncul karena semakin
memudarnya
fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki
pekerjaan yang sejenis. Contohnya, kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana
farmasi, ikatan dokter indonesia, dan lain-lain. Okupasional diambil dari kata okupasi yang
berarti menempati tempat atau objek kosong yang tidak mempunyai penguasa, dalam
hal ini dicontohkan kelompok tersebut adalah orang-orang yang dapat memonopoli
suatu teknologi tertentu yang mempunyai patokan dan aturan tertentu seperti
halnya etika profesi, sedangkan volonter adalah orang yang mempunyai
kepentingan yang sama, namun tidak mendapat perhatian dari masyarakat. Kelompok
ini dapat memenuhi kepentingankepentingan anggotanya secara individual, tanpa
mengganggu kepentingan masyarakat secara umum. Terjadinya kelompok volunter
karena beberapa hal antara lain:
1)
kebutuhan sandang dan pangan
2)
kebutuhan keselamatan jiwa dan raga
3)
kebutuhan akan harga diri
4)
kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri
5)
kebutuhan akan kasih sayang
i.
Kelompok-kelompok
Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur
Kelompok teratur
merupakan kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan anggota-anggotanya
untuk mengatur hubungan antarmereka. Ciri-ciri kelompok teratur, antara lain:
1.
Memiliki identitas
kolektif yang tegas (misalnya tampak pada nama
kelompok, simbol
kelompok,dll).
2.
Memiliki daftar anggota
yang rinci.
3.
Memiliki program
kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada
pencapaian
tujuan yang jelas.
4.
Memiliki prosedur
keanggotaan.
Contoh
kelompok teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajar atau
mahasiswa,
instansi pemerintahan, parpol, organisasi massa, perusahaan, dan lain-lain.
Kelompok-kelompok
sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai macam,
antara
lain:
1.
Kerumunan (Crowd)
adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta kebetulan di suatu tempat
dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan antara lain:
a.
Khalayak penonton atau
pendengar yang formal (Formal audiences) Merupakan kerumunan-kerumunan yang
mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif,
contohnya menonton film.
b.
Kelompok ekspresif yang
telah direncanakan (Planned Expressive Group) Adalah kerumunan yang pusat
perhatiannya tidak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang
tersimpul dalam aktifitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya.
Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang
karena pekerjaan sehari-hari, contoh orang yang berpesta, berdansa, dsb.
2.
Kerumunan yang bersifat
sementara (Casual crowds)
a.
Kumpulan yang kurang
menyenangkan (inconvenient aggregations).
Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap
tercapainya maksud seseorang. Contoh; orang-orang yang antri karcis,
orang-orang yng menunggu bis dan sebagainya.
b.
Kerumunan orang yang
sedang dalam keadaan panik (panic crowd) Yaitu orang-orang yang
bersama-sama menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
c.
Kerumunan penonton (spectator
crowd)
Karena ingin
melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan
khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak
direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya belum tak
terkendalikan.
3.
Kerumunan yang
berlawanan dengan norma-norma hukum.
a.
Kerumunan yang
bertindak emosional
b.
Kerumunan yang bersifat
imoral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Berilah komentar yang sopan dan sesuai tatakrama orang Indonesia, terimakasih.