Selasa, 25 Maret 2014

KELOMPOK SOSIAL




 Masih berhubungan dengan postingan sebelumnya tentang Sosiologi Pertanian dari sumber yang sama. Materi kali ini adalah tentang "KELOMPOK SOSIAL".
Diharapkan jika materi ini digunakan untuk membuat laporan supaya JANGAN DI COPAST SEMUA, di edit supaya berbeda. DUKUNG GERAKAN STOP PLAGIARISM.


PEMBAHASAN


A.      Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua
orang atau lebih dimana diantara mereka terjadi komunikasi dua arah atau timbal balik serta interaksi satu dengan yang lainnya.  Jarak fisik yang dekat tidak menjadi ukuran karena belum tentu terjadi interaksi, tetapi pada kesadaran untuk berinteraksi.  Kelompok sosial merupakan sekumpulan orang yang memiliki kesadaran keanggotaan dan saling berinteraksi, misalnya anak-anak sudah mulai bermain bersama, pengusaha-pengusaha mempunyai perhatian yang sama di pasar bursa atau di suatu tempat pertandingan.  Pada saat itulah tercipta suatu kelompok walaupun waktunya singkat.  Sebaliknya, dalam sebuah kereta api atau bis yang penuh dengan penumpang belum tentu terbentuk suatu kelompok sosial, karena diantara para penumpangnya tidak terjadi suatu kesadaran untuk saling berinteraksi.

Dalam kelompok sosial perlu dibedakan pengertian agregasi sosial dan kategori sosial.  Agregasi sosial merupakan kumpulan orang dalam arti pengelompokan secara fisik tanpa mempersoalkan adanya komunikasi diantara mereka.  Akan tetapi, suatu agregasi sosial dapat membentuk suatu kelompok sosial walaupun hanya untuk sementara apabila terjadi suatu komunikasi dan interaksi diantara mereka, misalnya dalam suatu bis yang penuh dengan penumpang, dalam perjalan supir terlalu cepat menjalankan bisnya sehingga penumpang merasa terganggu dan takut terjadi sesuatu atas sikap supir yang ugal-ugalan, kemudian penumpang secara berkelompok berusaha menegur supir agar menjalankan bisnya dengan hati-hati.  Dalam hal ini, kesadaran berinteraksi para penumpang diperlukan untuk menciptakan suatu kelompok.

Adapun pengertian kategori sosial adalah sejumlah orang yang digolongkan atas dasar ciri-ciri tertentu tanpa mempersoalkan ada tidaknya komunikasi dan interaksi diantara mereka, yang dimaksud dengan kategori sosial adalah, jenis kelamin, umur, lapangan kerja, dan sebagainya.  Suatu kelompok sosial dapat berjalan lama atau permanen, seperti keluarga, santri di pesantren, subak di Bali, dan sebagainya.  Ada juga yang bersifat sementara, seperti penonton sepak bola, arisan, dan sebagainya.

Faktor-faktor pembentukan kelompok sosial diantaranya adalah :
1. Keturunan atau geneologi satu nenek moyang
2. Tempat tinggal bersama atau teritorial
3. Kepentingan bersama.

B.       Proses Pembentukan Kelompok Sosial

Menurut Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama.  Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik.  Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu:
  1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya
  2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya 

Faktor pembentuk

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu.  Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan.  Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

Kedekatan
                                          
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur.  Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita.  Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.  Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi.  Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya.  Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya.  Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelegensi, atau karakter-karakter personal
lain.  Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.

C.      Syarat dan Ciri-Ciri Kelompok Sosial
Berikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial.  Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain.  Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individuyang terlibat di dalamnya.· Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing.  Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.  Berlangsungnya suatu kepentingan.dan adanya pergerakan yang dinamik.

Adapun syarat kelompok sosial sebagai berikut:
a.       Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
b.      Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
c.        Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.

 Faktor tersebut dapat berupa:
a.       nasib yang sama,
b.       kepentingan yang sama,
c.       tujuan yang sama,
d.      ideologi politik yang sama dan lain-lain.
e.        Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

D.      Macam-Macam Kelompok Sosial

a.       Klasifikasi Macam-macam Kelompok Sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan
berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok berdasarkan ada tidaknya organisasi hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis menjadi empat macam antara lain:
1.        Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.

2.        Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.

3.         Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.  Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-lain.

4.        Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama.  Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal.  Contoh: negara, sekolah, dan lain-lain.

Berdasarkan interaksi sosial agar ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada, kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
1.      Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang
anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan, sedangkan menurut Goerge Homan, kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya, keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.

2.      Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.  Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.  Misalnya, partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
3.      Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi . Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.

4.      Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok.  Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya, kelompok arisan dan sebagainya.

b.      Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu

Suatu individu merupakan kelompok kecil dari suatu kelompok sosial atas
dasar usia, keluarga, kekerabatan, seks, pekerjaan, hal tersebut memberikan kedudukan prestise tertentu/sesuai adat istiadat. Dengan kata lain keanggotaan dalam masyarakat tidak selalu gratis.

c.       In Group dan Out Group

Summer membedakan antara in group dan out group. In group merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Out group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in group jelasnya kelompok sosial di luar anggotanya disebut out group. Contohnya, istilah kita atau kami menunjukkan adanya artikulasi in group, sedangkan mereka berartikulasi out group. Perasaan in group atau out group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibandingkan dengan kelompok lainnya.  Sikap in group dan out group dapat dilihat dari kelainan berwujud antagonisme atau antipati. Sikap in group dan out group merupakan dasar sikap etnosentrisme yang merupakan sikap bahwa setiap sesuatu yang merupakan produk kelompoknya dianggap paling baik dan benar. (JBAF Mayor Polak, Buku Pengantar Ringkas, Balai Buku Ikhtiar Jkt, 1966).

d.      Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Charles Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok primer (primary group) atau face to face group merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, dimana para anggota-anggotanya saling mengenal, di mana ada kerja sama yang erat..Contohnya, keluarga, kelompok bermain, dan lain-lain.
Kelompok sekunder (secondary group) ialah kelompok yang terdiri dari
banyak orang, bersama siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya tidak begitu langgeng, contohnya, hubungan kontrak jual beli.

e.       Paguyuban dan Patembayan

Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa paguyuban (gemeinschaft) ialah
bentuk kehidupan bersama, di mana para anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal, dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok kekeluargaan, rukun tetangga, dan lain-lain.

Patembayan (gesellschaft) yaitu berupa ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana terdapat dalam mesin. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya, ikatan antar pedagang, organisasi dalam suatu pabrik, dan lainlain.

f.        Formal Group dan Informal Group

J.A.A. Van Doorn membedakan kelompok formal dan informal. Formal
group ialah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesama, contohnya, organisasi.

Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.  Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali, yang menjadi dasar pertemuan, kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama, contohnya, klik (clique).

g.      Membership Group & Reference Group

Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Reference group ialah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
Robert K. Merton dengan menyebut beberapa hasil karya Harold H. Kelley, Shibutani, dan Ralph H.Turner mengemukakan adanya dua tipe umum reference group yakni tipe normatif, yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang dan tipe perbandingan, yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya.

h.      Kelompok Okupasional dan Volunter

Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin
memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya, kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter indonesia, dan lain-lain.  Okupasional diambil dari kata okupasi yang berarti menempati tempat atau objek kosong yang tidak mempunyai penguasa, dalam hal ini dicontohkan kelompok tersebut adalah orang-orang yang dapat memonopoli suatu teknologi tertentu yang mempunyai patokan dan aturan tertentu seperti halnya etika profesi, sedangkan volonter adalah orang yang mempunyai kepentingan yang sama, namun tidak mendapat perhatian dari masyarakat. Kelompok ini dapat memenuhi kepentingankepentingan anggotanya secara individual, tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum. Terjadinya kelompok volunter karena beberapa hal antara lain:
1) kebutuhan sandang dan pangan
2) kebutuhan keselamatan jiwa dan raga
3) kebutuhan akan harga diri
4) kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri
5) kebutuhan akan kasih sayang

i.        Kelompok-kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur

Kelompok teratur merupakan kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antarmereka. Ciri-ciri kelompok teratur, antara lain:
1.         Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya tampak pada nama
kelompok, simbol kelompok,dll).
2.         Memiliki daftar anggota yang rinci.
3.         Memiliki program kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada
pencapaian tujuan yang jelas.
4.         Memiliki prosedur keanggotaan.

Contoh kelompok teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajar atau
mahasiswa, instansi pemerintahan, parpol, organisasi massa, perusahaan, dan lain-lain.

Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai macam,
antara lain:
1.      Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan.  Bentuk-bentuk kerumunan antara lain:
a.       Khalayak penonton atau pendengar yang formal (Formal audiences) Merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif, contohnya menonton film.
b.      Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned Expressive Group) Adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktifitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaan sehari-hari, contoh orang yang berpesta, berdansa, dsb.
2.      Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds)
a.       Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations).  Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang. Contoh; orang-orang yang antri karcis, orang-orang yng menunggu bis dan sebagainya.
b.         Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowd) Yaitu orang-orang yang bersama-sama menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
c.       Kerumunan penonton (spectator crowd)
Karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya belum tak terkendalikan.
3.      Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.
a.         Kerumunan yang bertindak emosional
b.         Kerumunan yang bersifat imoral.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Berilah komentar yang sopan dan sesuai tatakrama orang Indonesia, terimakasih.