Selasa, 25 Maret 2014

INTERAKSI SOSIAL




Alhamdulillah, sekian lama tidak memposting akhirnya bisa juga memposting lagi ditengah-tengah kesibukan kuliah yang mulai menggegerkan otak ini,haha... Baik untuk kali ini saya akan memposting tentang materi sosiologi pertanian dari adik tingkat aug. Diharapkan jika materi ini digunakan untuk membuat laporan supaya JANGAN DI COPAST SEMUA, di edit supaya berbeda. DUKUNG GERAKAN STOP PLAGIARISM.




Disusun oleh


                                       Mukti Arta Sari                                    1214131068
                                       Mutiara Indira Putri                             1214131070
                                       Octa Primanda Mukti                          1214131076
                                       Ririn Aristiyani                                   1214131086
                                       Selvi Amelia                                        1214131092
 






II.           PEMBAHASAN

A.      Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antar pihak yang terlibat dimana msaing-masing pihak memberikan stimulus dan respon.  Tanpa interkasi sosial tak akan ada kehidupan bersama.  Dengan kata lain bahwa interaksi sosial merupakan intisari kehidupan sosial.  Artinya, kehidupan sosial dapat terwujud dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain.
Gillin dan Gillin mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial.  Pergaulan hidup scmacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang atau kelompok-kelompok manusia bekerjasama, saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama.

B.       Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
1.      Kontak Sosial
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok.  Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung (face to face) maupun tidak langsung atau sekunder.  Yakni kontak sosial yang dilakukan melaui perantara, seperti melalui telepon, orang lain, surat kabar, dan lain-lain. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.

2.      Komunikasi
Komunikasi merupakan proses dimana seseorang memindahkan perangsang berupa lambang kata-kata untuk mrubah tingkah laku orang lain.  Akhirnya dari proses komunikasi ini adalah adanya tanggapan atau reaksi dari penerima pesan.  Proses komunikasi di awali dengan adanya kontak sosial dan dengan adanya proses komunikasi akan menghasilkan interaksi sosial.
Macam-macam komunikasi adalah :
a.        Berdasarkan jumlah orang yang terlibat dalam proses komunikasi yaitu : komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi massa.
b.      Berdasarkan ada tidaknya perantara atau saluran, yaitu : komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.
c.       Berdasarkan aktivitas, yaitu : komunikasi verbal dan nonverbal.


C.     Ciri-ciri interaksi sosial
Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)  Pelaku lebih dari satu orang
2)  Adanya komunikasi di antara pelaku
3)  Adanya tujuan mungkin sama atau tidak sama antar pelaku
4)  Adanya dimensi waktu


D.     Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor yang ada diluar individu, seperti faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.  Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.  Empat faktor yang menjadi dasar proses interaksi sosial adalah sebagai berikut :
a.  Imitasi
Berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain. Imitasi memiliki segi positif dan negatif, dikatakan positif apabila suatu individu meniru perilaku individu lain yang baik sesuai nilai dan norma masyarakat. Namun dikatakan negatif apabila suatu individu meniru perilaku individu lain yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
b.  Sugesti
Sugesti merupakan suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara  pandangan tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang.
Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya.  Akan tetapi, sugesti dapat pula berasal dari kelompok besar (mayoritas) terhadap kelompok kecil (minoritas), ataupun orang dewasa terhadap anak-anak.  Cepat atau lambatnya proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian,  kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang.
Sugesti dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu:
1)  Sugesti kerumunan (crowd suggestion) adalah penerimaan yang tidak didasarkan pada penalaran, melainkan karena keanggotaan atau kerumunan.
2)  Sugesti negatif (negative suggestion) ditujukan untuk menghasilkan  tekanan-tekanan atau pembatasan tertentu.
3)  Sugesti prestise (prestige suggestion) adalah sugesti yang muncul  sebagai akibat adanya prestise orang lain.
c.  Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.  Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti yang pengaruhnya telah amat kuat.  Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola.
Sikap, prilaku, keyakinan, dan pola hidup yang menjadi idola akan melembaga bahkan menjiwai para pelaku identifikasi, sehingga sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kepribadiannya.
d.  Simpati
Merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

E.     Pola-pola Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu proses yang dapat memberikan pola interaksinya.  Pola interkasi sosial merupakan bentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu.  Pola interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)  Didasarkan atas kedudukan sosial (status) dan peranannya.
2)  Merupakan suatu kegiatan yang terus berlanjut dan berakhir pada suatu titik yang merupakan hasil dari kegiatan tadi.
3)  Mengandung dinamika.  Artinya dalam proses interaksi sosial terdapat berbagai keadaan nilai sosial yang diproses, baik yang mengarah pada kesempurnaan maupun kehancuran.
4)  Tidak mengenal waktu, tempat, dan keadaan tertentu.  Berarti interaksi sosial dapat teriadi kapan dan dimanapun, dan dapat berakibat positif atau negatif terhadap kehidupan masyarakat.
Dari pola-pola tersebut, berdasarkan bentuknya, interaksi sosial dapat diklasifikasikan menjadi tiga pola, yaitu:
1)  Pola interaksi individu dengan indiuidu
Dalam mekanismenya, interaksi ini dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan yang  mengakibatkan munculnya beberapa fenomena, seperti: jarak sosial, perasaan simpati dan antipati, intensitas dan frekuensi interaksi.
2)  Pola ini merupakan bentuk hubungan antara individu dengan individu sebagai anggota suatu kelompok yang menggambarkan mekanisme kegiatan kelompoknya.  Dimana setiap perilaku didasari kepentingan kelompok, diatur dengan tatacara yang ditentukan kelompoknya, dan segala akibat dari hubungan merupakan tanggung jawab bersama.
3)  Pola interaksi kelompok dengan kelompok
Hubungan ini mempunyai ciri-ciri khusus berdasarkan pola yang tampak.  Pola interaksi antar kelompok dapat terjadi karena aspek etnis, ras, dan agama, termasuk juga di dalamnya perbedaan jenis kelamin dan usia, institusi, partai, organisasi, dan lainnya.




F.        Bentuk-bentuk interaksi sosial
Gillin dan gillin menggolongkan proses sosial yang muncul akibat dari adanya interaksi sosial menjadi dua jenis, yakni proses yang mengarah pada terwujudnya persatuan dan integrasi sosial (asosiatif) dan proses oposisi yang berarti cara berjuang untuk melawan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu (disosiatif).
a.      Asosiatif
Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya pola keteraturan sosial.  Berikut adalah bentuk-bentuk dari asosiatif : kerjasama (cooporation), akomodasi (accomodation), asimilasi (assimilation), akulturasi (acculturation).
b.  Disosiatif
Walaupun proses sosial ini kurang mendorong terciptanya keteraturan sosial.  Bahkan cenderung ke arah oposisi yang berarti cara yang bententangan dengan seseorang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.  Walau demikian, ada juga manfaatnya demi tercipta suatu keteraturan sosial.  Proses disosiatif dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk, yaitu : persaingan, kontravensi, pertikaian, dan konflik.











III.         KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah adalah sebagai beriku:
  1.Dalam kehidupan, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi yaitu adanya hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia , manusia dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. 
  2.  Supaya tejadi interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat dibutuhkan syarat-syarat untuk berinteraksi, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi.
  3.  Dalam berinteraksi sosial dipengaruhi beberapa faktor, yaitu antara lain imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. 
      



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Berilah komentar yang sopan dan sesuai tatakrama orang Indonesia, terimakasih.