Untuk kali ini saya memposting tugas Pengembangan Masyarakat yang sesuai judul diatas dan bawah ini, berikut postingannya:
POTENSI WAYANG SEBAGAI
MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI
(Paper Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat)
Oleh
Kelompok 3
|

PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2013
Wayang Kulit, Mahakarya Seni
Pertunjukan Jawa
Malam di Yogyakarta akan terasa hidup jika anda
melewatkannya dengan melihat wayang kulit. Irama gamelan yang rancak berpadu
dengan suara merdu para sinden takkan membiarkan anda jatuh dalam kantuk.
Cerita yang dibawakan sang dalang akan membawa anda larut seolah ikut masuk
menjadi salah satu tokoh dalam kisah yang dibawakan. Orang-orang pun dengan segera akan menyadari
betapa agungnya budaya Jawa di masa lalu.
Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia
lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan
masuknya Islam Jawa. Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan
mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi
itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa sehingga menjadi
media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang
bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit dimana orang hanya bisa
melihat bayangan.
Pagelaran
wayang kulit dimainkan oleh seorang yang kiranya bisa disebut penghibur publik
terhebat di dunia. Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang
memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orangan
berbahan kulit kerbau dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sungging(ukir
kulit). Ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi,mengeluarkan
guyonan dan bahkan menyanyi. Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh
musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa.
Tokoh-tokoh
dalam wayang keseluruhannya berjumlah ratusan. Orang-orangan yang sedang tak
dimainkan diletakkan dalam batang pisang yang ada di dekat sang dalang. Saat
dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan di layar putih yang ada
di depan sang dalang. Bayangan itu bisa tercipta karena setiap pertunjukan
wayang memakai lampu minyak sebagai pencahayaan yang membantu pemantulan
orang-orangan yang sedang dimainkan.
Setiap
pagelaran wayang menghadirkan kisah atau lakon yang berbeda. Ragam lakon
terbagi menjadi 4 kategori yaitu lakon pakem, lakon carangan, lakon gubahan dan
lakon karangan. Lakon pakem memiliki cerita yang seluruhnya bersumber pada
perpustakaan wayang sedangkan pada lakon carangan hanya garis besarnya saja
yang bersumber pada perpustakaan wayang. Lakon gubahan tidak bersumber pada
cerita pewayangan tetapi memakai tempat-tempat yang sesuai pada perpustakaan
wayang, sedangkan lakon karangan sepenuhnya bersifat lepas.
Cerita wayang bersumber pada beberapa kitab tua misalnya ................................
Lanjutan dari makalah dapat anda download di link bawah ini:
download file wayang sebagai media komunikasi
Terimakasih
Silahkan anda download filenya, pesan saya supaya isinya tidak di copy-paste semua, melainkan hanya sebagai referensi anda.
Apabila tidak/belum bagaimana cara downloadnya klik : PANDUAN DOWNLOAD FILE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Berilah komentar yang sopan dan sesuai tatakrama orang Indonesia, terimakasih.