Kamis, 31 Oktober 2013

PENGEMBANGAN MASYARAKAT : POTENSI WAYANG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI



Untuk kali ini saya memposting tugas Pengembangan Masyarakat yang sesuai judul diatas dan bawah ini, berikut postingannya:



POTENSI WAYANG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI
(Paper Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat)
                                                                                   






Oleh
Kelompok 3



Anisa Maya Sari          1114131009
Dian Eprianda             1114131027
Dian Ika Sari               1114131029
Elisa                            1114131033
Han Prahara Lukyta    1114131055
 
 








Description: Description: Description: G:\DATA ELISA\SEMESTER 5 MBAK TRY ELIZA\unila logo.jpg







PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
 




Wayang Kulit, Mahakarya Seni Pertunjukan Jawa
Malam di Yogyakarta akan terasa hidup jika anda melewatkannya dengan melihat wayang kulit. Irama gamelan yang rancak berpadu dengan suara merdu para sinden takkan membiarkan anda jatuh dalam kantuk. Cerita yang dibawakan sang dalang akan membawa anda larut seolah ikut masuk menjadi salah satu tokoh dalam kisah yang dibawakan. Orang-orang pun dengan segera akan menyadari betapa agungnya budaya Jawa di masa lalu.

Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa. Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit dimana orang hanya bisa melihat bayangan.

Pagelaran wayang kulit dimainkan oleh seorang yang kiranya bisa disebut penghibur publik terhebat di dunia. Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orangan berbahan kulit kerbau dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sungging(ukir kulit). Ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi,mengeluarkan guyonan dan bahkan menyanyi. Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa.
 
Tokoh-tokoh dalam wayang keseluruhannya berjumlah ratusan. Orang-orangan yang sedang tak dimainkan diletakkan dalam batang pisang yang ada di dekat sang dalang. Saat dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan di layar putih yang ada di depan sang dalang. Bayangan itu bisa tercipta karena setiap pertunjukan wayang memakai lampu minyak sebagai pencahayaan yang membantu pemantulan orang-orangan yang sedang dimainkan.

Setiap pagelaran wayang menghadirkan kisah atau lakon yang berbeda. Ragam lakon terbagi menjadi 4 kategori yaitu lakon pakem, lakon carangan, lakon gubahan dan lakon karangan. Lakon pakem memiliki cerita yang seluruhnya bersumber pada perpustakaan wayang sedangkan pada lakon carangan hanya garis besarnya saja yang bersumber pada perpustakaan wayang. Lakon gubahan tidak bersumber pada cerita pewayangan tetapi memakai tempat-tempat yang sesuai pada perpustakaan wayang, sedangkan lakon karangan sepenuhnya bersifat lepas.

Cerita wayang bersumber pada beberapa kitab tua misalnya ................................


 Lanjutan dari makalah dapat anda download di link bawah ini:

download file wayang sebagai media komunikasi


Terimakasih
 Silahkan anda download filenya, pesan saya supaya isinya tidak di copy-paste semua, melainkan hanya sebagai referensi anda.

Apabila tidak/belum bagaimana cara downloadnya klik : PANDUAN DOWNLOAD FILE 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Berilah komentar yang sopan dan sesuai tatakrama orang Indonesia, terimakasih.